Riview Artikel
Oleh: Thomas
Mbenu Nulngi
Interval Estimation Of Standardize
Mean Differences in Paired-Sample Designs
Oleh
Douglas G. Bonett, University of California
Pendahuluan
Paired-sample
biasannya digunakan dalam penelitian pendidikan dan penelitian terhadap
perilaku manusia. Pendekatan yang digunakan dalam Paired-sample adalah
pendekatan kuantitatif karena kita harus melihat hasil perhitungan dari t-test
dan juga kita melihat dari keakuratan penduga atau confidence intervalnya (CI).
Desain paired-sample sangat popular untuk menguji beberapa kasus dalam dunia
pendidikan dan perilaku seperti, pertama eksperimen within subject dimana
partisipan diukur dalam dua treatment yang berbeda secara acak. Kedua adalah
desain pretest dan postest dimana partisipan dikur sebelum dan sesudah
treatment. Ketiga, desain randomized matched-pair dimana setiap partisipan
dipasangkan dengan satu atau lebih kovariat dan tiap pasangan dimasukan dalam
satu dari dua treatment. Keempat, desain longitudinal dimana partisipan diukur
dengan dalam satu waktu, dengan tanpa pengontrolan treatment, untuk mengukur
berdasarkan waktu.
Dalam
penggunaannya, paired-sample t-test biasannya dilakukan untuk menguji Ho;
µ1=µ2. Dimana µ1=µ2 merupakan rata-rata nilai dari dua kelompok yang akan
diuji. Untuk mengetahui besarnya dampak dari treatment yang diberikan maka kita
harus menggunakan nilai standar perbedaan rata-rata dari dua kelompok sampel.
(1)
(2)
(3)
(4)
Dimana
=
-2
adalah varian dan
diasumsikan sebagai deviasi dari variabel
kontrol pretest dan postest atau kondisi dimana treatment telah diberikan. Jika
maka
.
Untuk persamaan 1
biasannya digunakan dalam aplikasi meta-analisis, (Borenstein, 2009, p. 227;
Borenstein, Hedges, Higgins, & Rothstein, 2009, MS 29),
namun yang menjadi kelemahannya adalah para meter ini tidak memiliki
interpretasi yang berguna jika varian populasinya sama aau korelasinya adalah
nol. Misalnya, dengan varians populasi
tidak sama dan
,
maka standardizer di persamaan 1 adalah
.
Untuk
persamaan 4 dapat digunakan untuk desain longitudinal dimana perubahan efek
hasil treatment dapat diukur dengan dua kelompok tersebut dalam waktu tertentu (misalnya, turunnya berat badan,
perubahan dalam pemahaman bacaan dari kelas dua ke kelas tiga, dll) meskipun
Cumming (2012, mukasurat 292) berpendapat bahwa persamaan 2 dan 3 selalu lebih
disukai dari persamaan 4. Dari keempat pengukuran effect size yang
didefinisikan sebelumnya, persamaan 2 dan 3 adalah biasanya yang paling
bermakna — ia tidak mengharuskan varians populasi yang sama, interpretasinya
tidak bergantung pada nilai
,
dan keduanya mirip dengan standardized mean differences yang biasanya digunakan dalam desain dua
kelompok.(two-group).
Artikel
yang dibuat oleh Douglas G. Bonett bertujuan untuk menyelidiki karakteristik
kelima CI untuk
meskipun
tidak diketahui.
Estimator Parameter Dan Estimasi
Varian
Borenstein
(2009, p. 227) merekomendasikan estimasi
:
(5)
Dimana
adalah estimator biasa untuk
,
adalah varians sampel dari skor beda,
adalah korelasi
pearson sampel antar skor pasangan, dan
adalah estimator tidak
bias untuk
. Persamaan lima (5) adalah estimator bias dari
. Menggunakan hasil yang diberikan dalam Hedges (1981) dan
asumsi normalitas skor beda, dapat terlihat bahwa mengalikan
dengan 1-3/(4df – 1), dimana df= n-1 hampir saja
memberikan estimator tidak bias
.
Bonett
(2008) merekomendasikan estimator
berikut ini :
(6)
Persamaan adalah estimator bias dari
, namun kebiasannya tergantung pada nilai
yang tidak diketahui.
Bonett menunjukan bahwa mengalikan
dengan
memberikan lebih
sedikit bias estimator
.
Estimasi
tradisional dari
adalah;
(7)
Yang bersifat bias. Menggunakan hasil
dalam Hedges (1981) dan mengasumsikan normalitas skor y1, dapat ditunjukan
bahwa mengalikan
dengan 1 – 3/(4df –
1)memberikan hampir tidak bias pada estimator
.
Borenstein
(2009, p. 227) dan Kline (2004, p. 108) merekomendasikan estimasi varian 
(8)
Dimana varians populasi diasumsikan sama
dan skor beda diasumsikan normal.
Estimator varians
berikut ini, dimana mengasumsikan normalitas y1 dan y2 namun
tidak mengasumsikan varian populasi yang sama, yang berasal dari Bonett (2008)
;
(9)
Dimana
.
Beeker (1988) memperoleh perkiraan
estimator varian
berikut ini dengan asumsi varian populasi sama dan y1 normal
:
(10)
Alternatif
lain, menggunakan hasil dari bonet (2008) kita mendapatkan perkiran estimasi
varian berikut ini:
(11)
Yang
mengasumsikan normalitas
namun tidak mengasumsikan varian populasi yang
sama, menghilangkan akar pangkat dipersamaan 8-11 memberikan estimasi standar
error:
Enam CIs
Persamaan
5 dan 8 digunakan untuk mendapatkan C1s untuk berikut ini
(12)
Persamaan
6 dan 9 digunakan untuk mendapatkan C1s untuk
berikut ini
(13)
Dimana
adalah harga kritik z
dua sisi. Persamaan 12 digunakan dalam versi program Comperhensive
Meta-Analysis, namun performa karakteristiknya belum diteliti. Bonett menemukan
bahwa persamaan 13 digunakan dengan baik dalam normal bivariat
heterskedastisitas rendah.
Persamaan
7, 10, dan 11 digunakan untuk dua C1s untuk
berikut
(14)
(15
Morris (2011) menyelidiki performa
persamaan 14 dibawah normalitas, varian populasi sama dan
. Viechtbauer (2007) memeriksa performa persamaan 14 dibawah
bivariat normal, varian populasi sama dan
. Persamaan 15 di tawarkan oleh Bonett(2008) namun
performanya belum diteliti.
CI sebenarnya di dasarkan pada distribusi
t non-sentral yang tersedia untuk
(Hedges, 1981). Algina
dan Keselman (2003) dan Algina, Keselman dan Penfied (2005) menawarkan
informasi CI sebenarnya untuk
kedalam perkiraan CIs
untuk
atau
. Dalam investigasi sebelumnya telah ditentukan bahwa untuk n
CIs mutlak dan
perhitungan intensiv komputer untuk
diganti dengan
perkiraan namun hampir CIs mutlak untuk
:
(16)
Dimana,
dan
. Berikut ini hubungan antara
,
, dan
:
(17)
(18)
Dapat
digunakan untuk mencari perkiraan CI untuk
berikut ini:
(19)
Dan
perkiraan untuk CI untuk
sebagai berikut:
(20)
Pada
persamaan 19 dan 20 tidak mengasumsikan varian populasi normal karena mereka
didasarkan kepada distribusi
. Algina dan Keselman (2003) Algina dkk. (2005) menyelidiki
performa yang sebanding dengan persamaan 19 dan 20 dibawa bivariat normal,
varian populasinya sama dan
.
Persamaan
8 dan 10 merefleksikan varian dari estimator mean diference dan standar
estimasi (Bonett, 2008). Persamaan 8 sampai 11 berasal dari asumsi normalitas,
dan hasil dari scheffe (1959, p. 336)menunjukan bahwa estimasi varian tersebut
condong menjadi terlalu besar dengan distribusi platykurtic dan terlalu kecil
dengan distribusi leptokurtic. Diambil dari Bonett (2008), dapat dilihat bahwa
efek tidak normal dapat menjadi rendah ketika
=0 dan akan menjadi bertambah seiring bertambahnya
. Selanjutnya persamaan 8 dan 10 menghasilkan varian dan
populasi yang sama. Akan lebih menambah informasi jika meneliti performa 6 Cis
dibawah tingkat heteroskedasitas dan normalitas yang akan menjadi sulit untuk
dideteksi dalam sampel kecil.
Bonett
Gambar
1. Luas cakupan probabilitas untuk confidence interval 95 persen melewati
homoskedasitas dan heteroskedasitas rendah dengan kondisi bivariat normal.
Persamaan 12 adalah estimasi interval dari δ1 dan asumsi bivariat sama. Persamaan
13 adalah estimasi interval dari δ2 yang mengasumsikan vaian tidak sama.
Persamaan 14 adalah estimasi interval δ3 dengan mengasumsikan varian sama.
Persamaan 19 adalah estimasi interval δ2 yang mengasumsikan varian tidak sama,
serta persamaan 20 adalah estimasi interval δ3 yang mengasumsikan varian tidak
sama. Persamaan 19 dan 20 menggunakan transformasi interval untuk δ4 untuk
n=10, n=30, dan n=90.
Study Simulasi
Hasil
dari simulasi menunjukan bahwa persamaan 13 dan persamaan 15 memiliki cukupan
probabilitas yang mendekati 95 melewati 180 kondisi. Tidak ada CIS lain yang
memiliki cukupan probabilitas melewati 180 kondisi. Persamaan 12, 14, 19, dan
20 bisa menjadi persamaan yang memiliki cakupan probilitas tinggi atau
antikonservatif tinggi (dengan CIS yang sempit) tergantung pada ukuran efek
dari populasi dan rasio varian serta korelasi. Persamaan 12 bisa sangat buruk
dengan korelasi populasi 0,6 atau lebih. Persamaan 14, 19, dan 20 juga bisa
memiliki cukupan probabilitas yang buruk, namun hal itu terjadi jika standar
mean diference populasi adalah 1,2 atau lebih, sementara persamaan 14 yang
buruk seringkali terjadi dalam kondisi dimana,
Diskusi
Persamaan 5 dan
8, yang direkomendasikan
oleh Borenstein, Higgins, dan Rothstein (2009)
dan sering digunakan di meta-analysis serta dapat memberikan hasil yang
sangat kurang tepat. Estimator dari
dan
diberikan
oleh persamaan 6 dan 7 dan varians estimator
yang diberikan oleh persamaan 9 dan 11 yang direkomendasikan
untuk meta-analisis aplikasi. Seperti dicatat sebelumnya
dan
, langkah yang paling berguna dari perbedaan
rata-rata standar dalam desain dipasangkan-sampel. Persamaan 13
dan 15 yang
direkomendasikan metode CI untuk
dan
masing-masing. Kedua C1S
hampir tepat untuk
sampel ukuran lebih
besar dari 10 dengan tanggapan yang
baik homoscedastic dan sekitar normal.
Tidak ada C1S disajikan di sini akan melakukan dengan
benar dengan variabel respon yang lebih dari sedikit tidak normal. Jika
variabel respon tidak mendekati normal, transformasi data (misalnya akar
kuadrat, log, timbal balik, atau yang lebih umum Yeo-Johnson daya transformasi)
yang membawa tanggapan distribusi variabel lebih dekat ke keadaan normal tidak
hanya akan meningkatkan interpretability dari
dan
seperti yang
dijelaskan oleh Bonett (2008) tapi akan olso meningkatkan kinerja CI mereka
juga. walaupun CI untuk
bisa diberikan uninterpretable setelah transformasi data,
transformasi data yang tidak menyulitkan interpretability CI untuk
dan
karena parameter ini adalah ukuran efek.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian formula diatas untuk mencari estimasi interval untuk 6 CIS maka kita
harus menggunakan persamaan 13 dan
persamaan 15. Karena kedua persamaan tersebut memiliki cukupan probabilitas
yang mendekati 95 melewati 180 kondisi. Persamaan 13 dan 15
yang direkomendasikan metode CI untuk
dan
masing-masing. Kedua C1S
hampir tepat untuk
sampel ukuran lebih
besar dari 10 dengan tanggapan yang
baik homoscedastic dan sekitar normaTidak
ada CIS lain yang memiliki cukupan probabilitas melewati 180 kondisi.
Kelebihan
Berdasarkan
uraian diatas desain paired-sample yang digunakan untuk mencari standar
estimasi interval mean diference dapat menggukana sekitar 20 persamaan. Dengan
banyak sekali formula yang digunakan untuk mencari standar estimasi interval,
mulai dari persamaan 1 sampai dengan persamaan 20, maka kita dapat dengan mudah
menggunakan persamaan tersebu jika rata-rata populasi dan varian populasi
diketahui.
Kekurangan
Berdasarkan
uraian diatas bahwa ada sekitar 20 persamaan yang digunakan untuk mencari nilai
standar estimasi interval mean diference. Namun tidak ssemua persamaan tersebut
diatas dapat kita gunakan untuk mencari
nilai standar estimasi interval mean diference. Hal itu disebabkan bahwa ada beberapa
persamaan jika kita mencari nilai standar estimasi interval mean diference ama
asumsinya bahwa semua varian harus sama.
Sementara
itu yang ada dua persamaan yang direkomendasikan kepada kita untuk mencari
nilai standar estimasi interval mean diference. Kedua persamaan itu yakni
persamaan 13 dan persamaan 15. Karena kedua
persamaan tersebut memiliki cukupan probabilitas yang mendekati 95 melewati 180
kondisi. Persamaan 13 dan 15 yang direkomendasikan
metode CI untuk
dan
masing-masingRiview Artikel
Oleh: Thomas
Mbenu Nulngi
Interval Estimation Of Standardize
Mean Differences in Paired-Sample Designs
Oleh
Douglas G. Bonett, University of California
Pendahuluan
Paired-sample
biasannya digunakan dalam penelitian pendidikan dan penelitian terhadap
perilaku manusia. Pendekatan yang digunakan dalam Paired-sample adalah
pendekatan kuantitatif karena kita harus melihat hasil perhitungan dari t-test
dan juga kita melihat dari keakuratan penduga atau confidence intervalnya (CI).
Desain paired-sample sangat popular untuk menguji beberapa kasus dalam dunia
pendidikan dan perilaku seperti, pertama eksperimen within subject dimana
partisipan diukur dalam dua treatment yang berbeda secara acak. Kedua adalah
desain pretest dan postest dimana partisipan dikur sebelum dan sesudah
treatment. Ketiga, desain randomized matched-pair dimana setiap partisipan
dipasangkan dengan satu atau lebih kovariat dan tiap pasangan dimasukan dalam
satu dari dua treatment. Keempat, desain longitudinal dimana partisipan diukur
dengan dalam satu waktu, dengan tanpa pengontrolan treatment, untuk mengukur
berdasarkan waktu.
Dalam
penggunaannya, paired-sample t-test biasannya dilakukan untuk menguji Ho;
µ1=µ2. Dimana µ1=µ2 merupakan rata-rata nilai dari dua kelompok yang akan
diuji. Untuk mengetahui besarnya dampak dari treatment yang diberikan maka kita
harus menggunakan nilai standar perbedaan rata-rata dari dua kelompok sampel.
(1)
(2)
(3)
(4)
Dimana
=
-2
adalah varian dan
diasumsikan sebagai deviasi dari variabel
kontrol pretest dan postest atau kondisi dimana treatment telah diberikan. Jika
maka
.
Untuk persamaan 1
biasannya digunakan dalam aplikasi meta-analisis, (Borenstein, 2009, p. 227;
Borenstein, Hedges, Higgins, & Rothstein, 2009, MS 29),
namun yang menjadi kelemahannya adalah para meter ini tidak memiliki
interpretasi yang berguna jika varian populasinya sama aau korelasinya adalah
nol. Misalnya, dengan varians populasi
tidak sama dan
,
maka standardizer di persamaan 1 adalah
.
Untuk
persamaan 4 dapat digunakan untuk desain longitudinal dimana perubahan efek
hasil treatment dapat diukur dengan dua kelompok tersebut dalam waktu tertentu (misalnya, turunnya berat badan,
perubahan dalam pemahaman bacaan dari kelas dua ke kelas tiga, dll) meskipun
Cumming (2012, mukasurat 292) berpendapat bahwa persamaan 2 dan 3 selalu lebih
disukai dari persamaan 4. Dari keempat pengukuran effect size yang
didefinisikan sebelumnya, persamaan 2 dan 3 adalah biasanya yang paling
bermakna — ia tidak mengharuskan varians populasi yang sama, interpretasinya
tidak bergantung pada nilai
,
dan keduanya mirip dengan standardized mean differences yang biasanya digunakan dalam desain dua
kelompok.(two-group).
Artikel
yang dibuat oleh Douglas G. Bonett bertujuan untuk menyelidiki karakteristik
kelima CI untuk
meskipun
tidak diketahui.
Estimator Parameter Dan Estimasi
Varian
Borenstein
(2009, p. 227) merekomendasikan estimasi
:
(5)
Dimana
adalah estimator biasa untuk
,
adalah varians sampel dari skor beda,
adalah korelasi
pearson sampel antar skor pasangan, dan
adalah estimator tidak
bias untuk
. Persamaan lima (5) adalah estimator bias dari
. Menggunakan hasil yang diberikan dalam Hedges (1981) dan
asumsi normalitas skor beda, dapat terlihat bahwa mengalikan
dengan 1-3/(4df – 1), dimana df= n-1 hampir saja
memberikan estimator tidak bias
.
Bonett
(2008) merekomendasikan estimator
berikut ini :
(6)
Persamaan adalah estimator bias dari
, namun kebiasannya tergantung pada nilai
yang tidak diketahui.
Bonett menunjukan bahwa mengalikan
dengan
memberikan lebih
sedikit bias estimator
.
Estimasi
tradisional dari
adalah;
(7)
Yang bersifat bias. Menggunakan hasil
dalam Hedges (1981) dan mengasumsikan normalitas skor y1, dapat ditunjukan
bahwa mengalikan
dengan 1 – 3/(4df –
1)memberikan hampir tidak bias pada estimator
.
Borenstein
(2009, p. 227) dan Kline (2004, p. 108) merekomendasikan estimasi varian 
(8)
Dimana varians populasi diasumsikan sama
dan skor beda diasumsikan normal.
Estimator varians
berikut ini, dimana mengasumsikan normalitas y1 dan y2 namun
tidak mengasumsikan varian populasi yang sama, yang berasal dari Bonett (2008)
;
(9)
Dimana
.
Beeker (1988) memperoleh perkiraan
estimator varian
berikut ini dengan asumsi varian populasi sama dan y1 normal
:
(10)
Alternatif
lain, menggunakan hasil dari bonet (2008) kita mendapatkan perkiran estimasi
varian berikut ini:
(11)
Yang
mengasumsikan normalitas
namun tidak mengasumsikan varian populasi yang
sama, menghilangkan akar pangkat dipersamaan 8-11 memberikan estimasi standar
error:
Enam CIs
Persamaan
5 dan 8 digunakan untuk mendapatkan C1s untuk berikut ini
(12)
Persamaan
6 dan 9 digunakan untuk mendapatkan C1s untuk
berikut ini
(13)
Dimana
adalah harga kritik z
dua sisi. Persamaan 12 digunakan dalam versi program Comperhensive
Meta-Analysis, namun performa karakteristiknya belum diteliti. Bonett menemukan
bahwa persamaan 13 digunakan dengan baik dalam normal bivariat
heterskedastisitas rendah.
Persamaan
7, 10, dan 11 digunakan untuk dua C1s untuk
berikut
(14)
(15
Morris (2011) menyelidiki performa
persamaan 14 dibawah normalitas, varian populasi sama dan
. Viechtbauer (2007) memeriksa performa persamaan 14 dibawah
bivariat normal, varian populasi sama dan
. Persamaan 15 di tawarkan oleh Bonett(2008) namun
performanya belum diteliti.
CI sebenarnya di dasarkan pada distribusi
t non-sentral yang tersedia untuk
(Hedges, 1981). Algina
dan Keselman (2003) dan Algina, Keselman dan Penfied (2005) menawarkan
informasi CI sebenarnya untuk
kedalam perkiraan CIs
untuk
atau
. Dalam investigasi sebelumnya telah ditentukan bahwa untuk n
CIs mutlak dan
perhitungan intensiv komputer untuk
diganti dengan
perkiraan namun hampir CIs mutlak untuk
:
(16)
Dimana,
dan
. Berikut ini hubungan antara
,
, dan
:
(17)
(18)
Dapat
digunakan untuk mencari perkiraan CI untuk
berikut ini:
(19)
Dan
perkiraan untuk CI untuk
sebagai berikut:
(20)
Pada
persamaan 19 dan 20 tidak mengasumsikan varian populasi normal karena mereka
didasarkan kepada distribusi
. Algina dan Keselman (2003) Algina dkk. (2005) menyelidiki
performa yang sebanding dengan persamaan 19 dan 20 dibawa bivariat normal,
varian populasinya sama dan
.
Persamaan
8 dan 10 merefleksikan varian dari estimator mean diference dan standar
estimasi (Bonett, 2008). Persamaan 8 sampai 11 berasal dari asumsi normalitas,
dan hasil dari scheffe (1959, p. 336)menunjukan bahwa estimasi varian tersebut
condong menjadi terlalu besar dengan distribusi platykurtic dan terlalu kecil
dengan distribusi leptokurtic. Diambil dari Bonett (2008), dapat dilihat bahwa
efek tidak normal dapat menjadi rendah ketika
=0 dan akan menjadi bertambah seiring bertambahnya
. Selanjutnya persamaan 8 dan 10 menghasilkan varian dan
populasi yang sama. Akan lebih menambah informasi jika meneliti performa 6 Cis
dibawah tingkat heteroskedasitas dan normalitas yang akan menjadi sulit untuk
dideteksi dalam sampel kecil.
Bonett
Gambar
1. Luas cakupan probabilitas untuk confidence interval 95 persen melewati
homoskedasitas dan heteroskedasitas rendah dengan kondisi bivariat normal.
Persamaan 12 adalah estimasi interval dari δ1 dan asumsi bivariat sama. Persamaan
13 adalah estimasi interval dari δ2 yang mengasumsikan vaian tidak sama.
Persamaan 14 adalah estimasi interval δ3 dengan mengasumsikan varian sama.
Persamaan 19 adalah estimasi interval δ2 yang mengasumsikan varian tidak sama,
serta persamaan 20 adalah estimasi interval δ3 yang mengasumsikan varian tidak
sama. Persamaan 19 dan 20 menggunakan transformasi interval untuk δ4 untuk
n=10, n=30, dan n=90.
Study Simulasi
Hasil
dari simulasi menunjukan bahwa persamaan 13 dan persamaan 15 memiliki cukupan
probabilitas yang mendekati 95 melewati 180 kondisi. Tidak ada CIS lain yang
memiliki cukupan probabilitas melewati 180 kondisi. Persamaan 12, 14, 19, dan
20 bisa menjadi persamaan yang memiliki cakupan probilitas tinggi atau
antikonservatif tinggi (dengan CIS yang sempit) tergantung pada ukuran efek
dari populasi dan rasio varian serta korelasi. Persamaan 12 bisa sangat buruk
dengan korelasi populasi 0,6 atau lebih. Persamaan 14, 19, dan 20 juga bisa
memiliki cukupan probabilitas yang buruk, namun hal itu terjadi jika standar
mean diference populasi adalah 1,2 atau lebih, sementara persamaan 14 yang
buruk seringkali terjadi dalam kondisi dimana,
Diskusi
Persamaan 5 dan
8, yang direkomendasikan
oleh Borenstein, Higgins, dan Rothstein (2009)
dan sering digunakan di meta-analysis serta dapat memberikan hasil yang
sangat kurang tepat. Estimator dari
dan
diberikan
oleh persamaan 6 dan 7 dan varians estimator
yang diberikan oleh persamaan 9 dan 11 yang direkomendasikan
untuk meta-analisis aplikasi. Seperti dicatat sebelumnya
dan
, langkah yang paling berguna dari perbedaan
rata-rata standar dalam desain dipasangkan-sampel. Persamaan 13
dan 15 yang
direkomendasikan metode CI untuk
dan
masing-masing. Kedua C1S
hampir tepat untuk
sampel ukuran lebih
besar dari 10 dengan tanggapan yang
baik homoscedastic dan sekitar normal.
Tidak ada C1S disajikan di sini akan melakukan dengan
benar dengan variabel respon yang lebih dari sedikit tidak normal. Jika
variabel respon tidak mendekati normal, transformasi data (misalnya akar
kuadrat, log, timbal balik, atau yang lebih umum Yeo-Johnson daya transformasi)
yang membawa tanggapan distribusi variabel lebih dekat ke keadaan normal tidak
hanya akan meningkatkan interpretability dari
dan
seperti yang
dijelaskan oleh Bonett (2008) tapi akan olso meningkatkan kinerja CI mereka
juga. walaupun CI untuk
bisa diberikan uninterpretable setelah transformasi data,
transformasi data yang tidak menyulitkan interpretability CI untuk
dan
karena parameter ini adalah ukuran efek.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian formula diatas untuk mencari estimasi interval untuk 6 CIS maka kita
harus menggunakan persamaan 13 dan
persamaan 15. Karena kedua persamaan tersebut memiliki cukupan probabilitas
yang mendekati 95 melewati 180 kondisi. Persamaan 13 dan 15
yang direkomendasikan metode CI untuk
dan
masing-masing. Kedua C1S
hampir tepat untuk
sampel ukuran lebih
besar dari 10 dengan tanggapan yang
baik homoscedastic dan sekitar normaTidak
ada CIS lain yang memiliki cukupan probabilitas melewati 180 kondisi.
Kelebihan
Berdasarkan
uraian diatas desain paired-sample yang digunakan untuk mencari standar
estimasi interval mean diference dapat menggukana sekitar 20 persamaan. Dengan
banyak sekali formula yang digunakan untuk mencari standar estimasi interval,
mulai dari persamaan 1 sampai dengan persamaan 20, maka kita dapat dengan mudah
menggunakan persamaan tersebu jika rata-rata populasi dan varian populasi
diketahui.
Kekurangan
Berdasarkan
uraian diatas bahwa ada sekitar 20 persamaan yang digunakan untuk mencari nilai
standar estimasi interval mean diference. Namun tidak ssemua persamaan tersebut
diatas dapat kita gunakan untuk mencari
nilai standar estimasi interval mean diference. Hal itu disebabkan bahwa ada beberapa
persamaan jika kita mencari nilai standar estimasi interval mean diference ama
asumsinya bahwa semua varian harus sama.
Sementara
itu yang ada dua persamaan yang direkomendasikan kepada kita untuk mencari
nilai standar estimasi interval mean diference. Kedua persamaan itu yakni
persamaan 13 dan persamaan 15. Karena kedua
persamaan tersebut memiliki cukupan probabilitas yang mendekati 95 melewati 180
kondisi. Persamaan 13 dan 15 yang direkomendasikan
metode CI untuk
dan
masing-masing