Bela Duren Di Lereng
Bukit Kulonprogo
Oleh: Tommy M Nulangi
Kamis, (14/1/2016) saat
terbangun dari tidur, saya melihat jam di handphone dan waktu menunjukan pukul 11.30
Wib. Setelah melihat jam, saya sempatkan membaca semua pesan yang masuk di handphone. Saya membaca semua pesan baik
di WA, BBM, Line, dan SMS. Yang menarik ketika saya membaca pesan di grup WA KB
PEP-A 2015, ternyata di grup itu teman-teman membicarakan rencana untuk pergi
ketempat mas Eko di Kulonprogo. Pembicaraan ini berawal dari teman saya Bung
Anom namanya menshare pesan yang disampaikan mas eko ke grup WA kami. Seketika
setelah mas Anom shere, teman-teman langsung meresponnya dengan baik.
Memang agenda jalan-jalan
ketempat Mas Eko sudah direncanakan jauh sebelumnya. Hanya saja selama ini kami
disibukan dengan perkuliahan dan tugas yang minta ampun banyak. Hampir sebulan
lebih kami bergulat dengan tugas sehingga otak ini butuh refresing. Kebetulan
hari rabu (13/1/2015) kami selesai UAS sehingga teman-teman merencanakan agenda
liburan bersama sebelum mereka pulang kampungnya masing-masing. Akhirnya
setelah menyimak pembicaraan di grup WA kami sepakat untuk jalan ketempat mas
Eko hari itu juga.
Kamipun sepakat supaya
berkumpul di depan Kampus UNY tepat pukul 14.00 Wib. Tepat pukul 14.00 Wib saya
bergegas ke kampus dan mendapati tiga teman saya yang lebih dahulu menunggu.
Mereka adalah Bung Danny, Mba Nissa, dan Mba Icoz. Lama menunggu akhirnya Bung
Anom, Bung Bangun, Mba Wenny, Mba Icha, Mba Rita, Mba Ve datang. Namun Mba Unny
mengatakan dirinya kemudian menyusul karena harus temani keluargannya yang akan
melakukan operasi di rumah sakit. Sedangkan Mas Eko menunggu kami di Godean.
Sekiar pukul 15.30 Wib
kami sepakat untuk jalan. Kamipun bergegas ke tempat Mas Eko. Sampai di Godean Mas
Eko yang sudah lama menunggu langsung menujukan jalan bagi kami. Dalam
perjalanan kami disuguhkan dengan pemandangan yang indah. Pemandangan alam yang
sangat asri yang tidak ada duannya. Pemandangan yang indah itu seakan membayar
semua kepenatan yang kami alami karena aktifitas perkuliahan. Sajian deretan
persawahan dan perbukitan menjadikan perjalanan kami semakin berkesan.
Di daerah persawahan ini
kami istirahat karena ada teman-teman melakukan sholat. Saya dengan teman-teman
lain mengabadikan pemandangan itu. Kami berfoto ria. Pada saat itu juga Mba
Unny datang. Dia datang sendirian. Mba Unny asli Jogjakarta. Jadi hampir semua
daerah disekitar jogja dia tau. Dia adalah sosok cewe yang sangat tangguh dan
pemberani.
****
Setelah melakukan solat,
kami melanjutkan perjalanan kami. Jalan berkelok dan menanjak diantara
perbukitan Kulonprogo seakan menguji adrenalin bagi siapa saja pengendara yang
melewatinya. Memang jalannya menanjak sekali, tapi kalau dibanding dengan
kampung saya di Malaara, Ende, Flores, NTT belum ada apa-apa. Disana selain
menanjak dan curam, jalan bagaikan kubangan, batu lepas dan masih banyak lagi
masalah jalan yang dapat ditemui disana. Meskipun demikian, ternyata
teman-teman saya semuanya pemberani. Tidak ada yang takut. Bahkan ada beberapa
teman cewek yang dengan santai mengendarai speda motor di tanjakan itu dengan
santai. Dalam hati saya mengatakan, sungguh mereka adalah wanita-wanita
tangguh.
Sekitar sejam dalam
perjalanan, kamipun tiba dipuncak bukit Kulonprogo. Kami parkir motor disebuah
rumah diatas bukit itu karena kami harus berjalan kaki, turun lagi di sebelah
bukit tersebut menuju ke rumah Mas Eko. Dalam hati saya berguman, kalau mau
bandingkan di kampung saya turun dari Oja ke Malaara, di kulonprogo belum
apa-apanya bro. Disana turunnya masih lebih bro.
Untuk menghilangkan rasa
cape, kamipun mengabadikan gambar. Biasanya pada sesi ini teman-teman sangat
semangat. Karena teman-teman tentu mengeluarkan ekspresi gaya yang dimiliki
agar terlihat indah digambar. Biasannya saya menjadi korban kalau pada sesi ini.
Korban karena saya tidak ada dalam foto, maklum saya yang pegang kamera. Namun
perjalanan kali ini saya tdak mau ketinggalan dalam jepretan kamera. Karena
saya berpikir ini adalah kebersamaan yang tidak ada duannya.
Sekitar satu kilo meter
lebih kami turun dari bukit itu. Menyusuri lereng bukit Kulonprogo itu. Bukit
itu terjal sekali, sehingga kami harus berhati-hati. Dengan kehati-hatian itu, akhirnya
kami mendapati rumah Mas Eko. Rumahnya besar sekali. Rumah itu seperti ada
dalam film-film tanah air. Rumah itu berdiri kokoh sendiri, dan tidak ada rumah
lain disekitar yang mengapitinnya.
Kamipun segera disambut
oleh ayah dan ibu serta adiknya Mas Eko. Mereka ramah dan baik sekali. Setelah
bersalaman kami duduk dirumah itu sebentar. Kemudian kami keluar dan tidak lupa
mengabadikan foto didepan rumah Mas Eko.
Tidak lama berselang kami
disuguhkan dengan minuman teh. Kamipun minum tehnya dan tidak lupa melakukan
foto-foto. Kali ini yang menjadi juru kamerannya adalah Mba Unny. Dia cantik
sekali. Senyumnya juga manis. Mba Unny orangnya cekatan, lincah, ceria, dan
suka blak-blakan. Dia biasannya malu-malu tapi mau. Tapi jangan salah dia juga
suka marah-marah.
Setelah minum teh, kami
makan duren. Makan duren adalah tujuan utama kami datang kerumah Mas Eko. Satu persatu
duren yang ada dibelah. Saya memang tidak tau cara membela duren, sehingga
hanya menjadi penonton. Dengan sigap Bung Danny menjadi orang pertama yang
membela duren. Buah berikutnya Mba Icha dan Mas Eko yang membelanya. Setelah
durennya dibela kamipun makan. Ternyata duren Kuloprogo enak sekali. Dagingnya
tebal dan biji dalamnya kecil. Sekitar lima buah duren yang kami habiskan saat
itu.
***
Hari mulai gelap, jam
menunjukan pukul 18.00. Kamipun masuk kemali kedalam rumah. Sebagian teman saya
melakukan sholat magrib. Selesai solat kami kemudian pamit pulang kepada Ayah,
Ibu dan Adik Mas Eko. Kali ini kami harus mendaki lagi jalan tadi. Walaupun malam
gelap dan berbekal senter serta semangat kebersamaan akhirnya kami mencapai
kembali puncak bukit kuloprogo itu.
Keringat mengalir
bagaikan air. Kami terpaksa beristirahat sebentar diatas puncak bukit tersebut.
Bersamaan dengan itu, diatas puncak angin seolah-olah tahu apa keinginan kami. Dia
berhembus sepoi-sepoi seolah menghapus setiap tetesan keringat ditubuh. Keringatpun
mulai mongering. Kami kemudian star motor dan pulang. Tiba di Godean kami makan
Bakso bersama disalah satu warung. Hampir setengah jam kamipun melanjutkan
perjalanan pulang kerumah dan ke kos kami masing-masing dengan selamat...
Semoga kekompakan ini
tetap kita jaga teman-teman. Semoga kedepan kita bias agendakan lagi. Selamat berlibur
teman-teman…
Jogjakarta, Kamis 14 Januari
2015
Tommy M Nulangi