Kamis, 13 Agustus 2015

Budaya_Upacara Tege Lesu Pepa Semba Tak Lekang Oleh Waktu

Upacara Tege Lesu Pepa Semba Tak Lekang Oleh Waktu
oleh Tommy Mbenu Nulangi

Setiap suku atau etnis pasti memiliki budaya, bahasa, adat serta uapacara adatnya sendiri. Begitupun dengan Etnis Lio yang memiliki upacara adat kebesarannya yakni Tege Tesu Pepa Semba atau upacara penobatan seorang Ria Bewa atau penguasa atas tanah warisan lise tana telu. Lise tana telu merupakan suatu wilayah kekuasaan yang luasannya mencakup 40 Desa yang ada didalam empat kecamatan yakni kecamatan Lio Timur, Kecamatan Wolowaru, Kecamatan Kota Baru dan Kecamatan Lepembusu Kelisoke. Lise tana telu sendiri dibagi menjadi tiga kekuasaan yang dikepalai oleh tiga ria bewa (penguasa) yang terdiri dari Ria Bewa pertama menguasai Lise Ngonderia (di Kecamatan Lio Timur), Ria Bewa kedua Lise Wolobora (Kecamatan Wolowaru) dan Ria Bewa ketiga Lise Kuru Lande (di Kecamatan Kota Baru).

Jalannya Upacara

Bagi masyarakat Lise Tana Telu, upacara adat Tege Lesu Pepa Semba merupakan upacara kebesaran dimana seorang penguasa atas tanah Lise dinobatkan. Sebelum melakukan upacara penobatkan tersebut, masyarakat Lise harus berkumpul bersama di Kampung Mulewatu untuk mengumpulkan bantuan berupa hewan ternak, beras untuk kelancaran kegiatan Tege Lesu Pepa Semba. Dalam kesempatan yang sama Mereka melakukan upacara pemukulan teo nggo wake wani (Gong dan Gendang) dimana gong harus didarai dengan dara anjing sedangkan gendang didarah anjing. Upacara pemukulan gong dan gendang merupakan pertanda dimulainya upacara seremonial pengukuhan Ria Bewa Lise Tana Telu Mulewatu dan dilanjutkan dengan membacakan mantra oleh Dosi Woda atau penguasa Ria Bewa mulewatu yang dihadiri oleh Dua Ria Bewa lainya.

Setah selesai membaca mantra, dilanjutkan dengan pengumuman kepada seluruh masyarakat Lise Tana Telu bahwa enam hari lagi akan dilakukan pengesahan Ria Bewa Mulewatu. Selama enam hari berturut-turut tersebut semua masyarakat melakukan tarian gawi rendu atau tarian kemenangan untuk menyambut hari pengukuhan seorang penguasa.

Sesampainya pada hari keenam, masyarakat berkumpul bersama pada pagi hari sebelum mata hari terbit. Mereka berkumpul dalam nuansa kebersamaan untuk menyaksikan upacara Tege Lesu Pepa Semba. Pagi itu, Calon Ria Bewa Mulewatu yang bernama Ignasius Dosi Woda berada dalam Sao Ria Tenda Bewa atau rumah besar Ria Bewa Lise Tana Telu Mulewatu bersama dengan Mosa Laki Puu Daniel Bheto Dedo dan Ria Bewa Wololele A Tani Wangge. Mereka berkumpul didalam rumah tersebut untuk mempersiapkan upacara penobatan tersebut.

Tepat matahari terbit, Calon Ria Bewa atau calon penguasa Ignasius keluar bersama Instrinya dan dua Ria Bwa lainya dari Sao Ria menuju ke Hangaria atau tempat penobatan diiringi dengan tarian Poto Wolo dan Boloko Haki atau tarian kemenangan perang dan ungkapan Sodha atau bahasa adat. Sesampai ditempat Hangaria, Ignasius memakai sendiri lesu dan selendang serta memakai londa yang terbuat dari Emas. Kemudian Istrinya mengenakan ome mbulu dan wea.

Setelah keduanya mengenakan semua atribut kebesaran tersebut, Ignasius pada hari ituu langsung dinobatkan menjadi Ria Bewa Lise Tana Telu Mulewatu. Acara dilanjutkan dengan Naunena atau pesan dari Ria Bewa yang baru saja di kukuhkan untuk masyarakat Lise Tana Telu Mulewatu. Setelah selesai Naunena, maka dilajutkan dengan Tasi Kamba Dari atau pemotongan kerbau di Tempat pengukuhan tersebut sebagai ucapan syukur atas upacara pengukuhan tersebut.

Dalam menyampaikan pesannya kepada masyarakat Lise Tana Telu Mulewatu Ignasius mengatakan, terima kasih atas dukungan semua masyarakat Lise Tana Telu Mulewatu atas dukungan sehingga dirinya dilantik menjadi seorang penguasa. Pengukuhan tersebut menurutnya, merupakan sebuah tanggung jawab besar yang harus diterima. " Di pundak ini saya harus bertanggung jawab atas semua permasalahan yang terjadi," ujarnya.

Pesan kedua yang disampaikan yakni, masyarakat Lise Tana Telu Mulewatu harus mempertahankan budaya yang diwariskan secara turun temurun. Mulai dari tenun asli Mulewatu sampai dengan upacara dan kebiasaan-kebiasaan yang telah diwariskan.

Menurutnya, jika ada permasalahan dalam kampung harus diselesaikan bersama dengan memcari solusi yang paling adil. Dia mengharapkan kepada masyarakatnya agar bekerja keras bukan untuk penguasa tapi untuk masyarakat sendiri dan jangan sampai terjadi permasalahan saling rebut lahan dan senantiasa menjaga kebersamaan. Namun, jika ada upacara kita harus tanggung jawab bersama.

Ketua Panitia Upacara Tege Lesu Pepa Semba Kornelis Wara mengatakan, 50 tahun lalu telah terjadi upacara yang sama. Sehingga perlu adanya suatu pergantian Ria Bewa yang baru. Namun 11 tahun posisi Ria Bewa harus dipegang oleh Mosalaki yang bernama Masi. Menurutnya, panitia berjalan dalam kegelapan karena peristiwa pengukuhan itu merupakan peristiea yang tidak dijadwalkan atau upacara rutinitas Lise Tana Telu. Namun karena bantuan, akhirnya mendapatkan petunjuk juga dalam menjalankan kegiatan tersebut.

Sejarah

Menurut Juru Bicara Ria Bewa Mulewatu Hermanus Watu, upacara tege lesu pepa semba (Pengukuhan) Ria Bewa Mulewatu merupakan peristiwa yang tidak dijadwalkan sebagaimana upacara-upacara lainya dalam kepercayaan lise. Sebab upacara pengukuhan tersebut terja apabila penguasa sebelumnya meninggal dunia. " Jadi meninggal dunia dulu baru dikukuhkan menjadi penguasa," ujarnya.

Ria Bewa Mulewatu sebelumnya ada delapan turunan. Ria Bwa Mulewatu yang menguasai Lise Tana Telu Mulewatu pertama adalah Dosi Woda, kedua Musa Dosi, ketiga Nggala Dosi, keempat Dawa Dosi, kelima Tani Nggala, Keenam Nggai Tani, ketujuh Stefanus Nggubhu Nggai, dan yang beru dikukuhkan Ignasius Tani Dosi Woda. Stefanus Nggubhu Nggai menguasai Lise Tana Telu Mulewatu dari tahun 1964. Sekitar 39 tahun Stefanus menguasai Lise Tana Telu Mulewatu. Selama 11 tahun Lise Tana Telu kehilangan Ria Bewa sejak Stefanus meninggal pada tahun 2003. " Jadi pada saat Ria Bewa Stefanus meninggal kami dibantu oleh Plt Mosa laki," ujarnya.

Melalui suatu permenungan yang panjang, dan suatu penglihatan serta petunjuk melalui sebuah mimpi, maka arwah nenek moyang Ria Bewa Mulewatu menunjuk Anak dari Ria Bewa Stefanus adalah Ignasius Tani Dasi Woda untuk mengantikan posisi ayahnya. Menurutnya, penetuan Ignaius menjadi Ria Bewa Lise Tana Telu Mulewatu melalui pertemuan bersama dengan dua Ria Bewa Lise Tana Telu lainya. " Mereka berkumpul sesuai dengan penglihatan dan petunjuk dari nenek moyang untuk mementukan Ria Bewa Ignasius," ujarnya.

Lanjutnya, selain melalui petunjuk mimpi kriteria seorang Ria Bwa dapat dilihat dari bagaimana kebijaksanaannya dalam kseharian, kemudian sikap dan perilaku bersama masyarakatnya. Sehingga ketika semua peryaratan tersebut dipenuhi barulah melakukan pengukuhan. " Jadi kriteria lainya

Dalam upacara tege lesu pepa semba semua keluarga lise harus datang bagi yang tidak berhalangan. Semua berkumpul bersama sekalipun orang yang sedang merantau. Bagi masyarakat lise yang menjadi sakral dari seorang Ria Bewa adalah ketika para penguasa ini menyelesaikan masalah. Jika permasalahannya yang sangat rumit sekali, maka akan diselesaikan oleh Ria Bewa. Jika masalahnya kecil maka nantinya akan diselesaikan oleh mosa laki.

Menurut Ria Bewa yang beru dilantik mengatakan, keputusan yang diambil bersifat mutlak sebab, keputusan tersebut disasarkan oleh pemikiran bersama tiga orang Ria Bewa. Dan keputusan tersebut harus dijalankan oleh masyarakat Lise Tana Telu. " Jadi keputusan yang kami buat itu bersifat mutlak, artinya wajib dijalankan oleh masyarakat yang berada di dalam wilayah kekuasaan Lise," ujarnya.

Apabila keputusan yang telah disepakati tersebut tidak dijalankan lanjutnya, maka akan diberikan sangsi kepada orang yang melanggar. Apabila setelah memberikan sangsi, orang tersebut masih melanggar terus maka akan dikeluarkan dari kampung atau wilayah kekuasaan Lise Tana Telu Mulewatu. " Jadi kalau sudah langgar berulang-ulang atau tidak mematuhi keputusan bersama maka kita akan keluarkan orang tersebut dari kampung wilayah kekuasaan Lise Tanah Telu," ujarnya. (tom)

Rekaman Proses Upacara Adat

Menampilkan IMG-20140726-02550.jpg
Tarian Gawi atau taria kemenangan atas penobatan Ria Bewa Lise Tana Telu Mulewatu.

Menampilkan gawi.jpg
Pemotongan kerbau untuk syukuran atas penobatan Ria Bewa Lise Tana Telu Mulewatu. 5) 

Menampilkan pengukuhan.jpg
Upacara pengukuhan Ria Bewa Lise Tana Telu Mulewatu

Menampilkan Lesu.jpg
Ria Bewa Lise Tana Mulewatu Ignasius diarahkan ke tempat penobatan.