Minggu, 29 Maret 2015

WISATA_Taman Renungan Bung Karno Jadi Daya Tarik Wisata Sejarah

Taman Renungan Bung Karno Jadi Daya Tarik Wisata Sejarah

Mendengar sebutan sebuah daerah otonom yakni Kabupaten Ende, maka teringat akan objek wisata yang sangat fenomenal yang selama ini menjadi perhatian serius pemerintah yakni Taman Ranungan Bung Karno. Taman Renungan Bung Karno dikenal karena merupakan tempat bersejarah bagi bangsa indonesia karena ditempat itu sang proklamator menemukan inspirasi dasar negara yang kita sebut dengan Pancasila. Sang proklamator menemukan inspirasi di tengah kota Ende persis di bawah pohon sukun.

Bung Karno dibuang di Ende pada tanggal 14 januari 1934 dan pulang tahun 1938, karena dianggap telah melawan kolonial dan memprofokasi masyarakat. Dia dinilai menudu bangsa belanda karena dianggap sebagai bangsa kapitalis dan imperealisme. Belanda memikirkan menjalani hukuman dipulau yang manusianya tidak terlalu banyak dengan tujuan untuk menekan psikologi Bung Karno. Namun di Ende sudah ada kantor Gubernur Jendral hindia Belanda sehingga Bung Karno mudah di kontrol. Belana melakukan propaganda dengan masyarakat supaya rakyat menjauh dari Bung Karno. " Itu diakui dalam buku oto biografi bungkano. Tapi karena dengan cara sendiri bertemu dengan masyarakat sehingga menemukan sahabat lintas etnis," ujar Direktur Flores Institute For Resources Development Vinsensius Sango kepada VN, Jumad (14/2).

Lanjutnya, secara ideologi Bung Karno menyumbangkan konsepsi kebangsaan di Ende. Gereja katolik melalui perpustakan keuskupan yang ada di Gereja Katedral menambah pengetahuan Bung Karno. Selain itu, Bung Karno mendapat teman diskusi bersama imam katolik yang ada di keuskupan agung. Yang menariknya imam waktu itu kebanyakan dari belanda dan mendukung penuh Bung Karno. Selain pemberian buku, juga ada sapaan seoang pastor kepada Bung Karno engaku Presiden RI.

Kontribusi lainya adalah perdebatan sila dalam pancasila. Ada tiga kekuatan yang melakukan pperdebatan soal pancasila yakni kekuatan Sosialis, Islam Fundamental, kekuatan Poros Tengah yakni Kekuatan Nasionalis. Sehingga Bung Karno mengambil poros tengah dan itu terlihat Sila pertama dalam pancasila yakni ketuhanan yang maha esa. Esa dalam bahasa Ende berarti tunggal.

Berada di Ende Bung Karno semakin kaya dari sisi kebangsaan yakni dengan adanya pluralisme masyarakat kabupaten Ende. Bung Karno cukup mengetahui banyak perbedaan baik perbedaan etnis dan perbedaan agama. Sesungguhnya Bung Karno  mau menyatakan flores adalah keuatannya dunia. Bung Karno mengajarkan kepada masyarakat soal bagaimana melawan bangsa Belanda. Dan itu ditunjukan lewat bagaimana dia mengajarkan lagu-lagu perjuangan, pementasan tonil dan melalui sandiwara yang membentuk semangat perjuangan masyarakat Ende.

Menurutnya, Semangat lain yang diajarkan Bung Karno kepada masyarakat kabupaten Ende adalah memelihara lingkungan. Hal ini ditunjukan lewat seekor monyet yang dipelihara Bung Karno. Saat mau ke jakarta Bung Karno lepas lagi monyet itu. Lanjutnya, ada pesan dari bung karno kepada masyarakat yakni " peraslah keringat mu untuk menghidupi diri dan keluargamu jangan sesekali jadi peminta," ujarnya.
Taman Renungan Bung Karno terletak persis ditengah kota Ende sehingga mudah bagi siapa saja menjangkau Taman tersebut. Karena merupakan taman bersejarah, Taman Renungan Bung Karno banyak dikunjungi wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan manca negara. Untuk menuju taman tersebut, mudah saja hanya dengan menggunakan jasa angkot ataupun jasa ojek. Hampir setiap harinya banyak masyarakat datang mengunjungi taman tersebut.
Selain taman Renungan Bung Karno ada juga tempat bersejarah lainya, yakni rumah pengasingan Bung Karno. Rumah ini letaknya tidak jauh dari Taman Renungan Bung Karno kira-kira 200 meter sehingga untuk mengunjungi taman tersebut rasanya tidak lengkap kalau tidak mengunjungi rumah tersebut. Rumah tersebut digunakan Bung Karno untuk beristrahat sejenak dari aktifitasnya semasa pembuangan di kota Ende oleh Kolonial Belanda. Banyak peninggalan Bung Karno yang masih tersimpan rapih dirumah tersebut sehingga masyarakat yang ingin mengunjunginya dapat melihat sepuas-puasnya.

Tenaga sukareka Taman Renungan Bung Karno Kalisianus Nusa Nipa kepada VN menuturkan, para pengunjung banyak yang datang ke taman tersebut. Menurutnya, sejak direnovasi Taman Renungan Bung Karno lebih banyak dikunjungi oleh pengunjung dari pada sebelum direnofasi. " Memang terjadi perbedaan drastis pasca direnofasi. Tiap hari itu berkisar 50 orang yang datang melihat Taman Renungan Bung Karno ini. Terjadi peningkatan pengunjung, mereka diantaranya para pelajar mulai dari TK sampai SMA dan juga mahasiswa. Ada juga keluarga yang datang mengunjungi tempat tersebut dan mereka jadikan taman ini sebagai tempat wisata," ujarnya.

Dia menambahkan, antusias masyarakat yang mengunjungi taman tersebut sangat tinggi. Sampai dengan mereka harus membatasi jam kunjungan karena takut pengunjung salah memanfaatkan taman tersebut. " Dari pagi sampai malam hari banyak pengunjung yang datang. Sampai kita harus membatasi jam kunjungan karena takut disalah fungsikan taman ini," ujarnya.

Tidak jauh dari tempat itu, persis di bawah pesisir pantai, tampak warung yang menyajikan beragam makanan. Ditempat inilah para pengujung ketika lelah seharian dengan aktifitasnya mereka gunakan untuk beristirahat sejenak sambil menikmati makanan yang dijual oleh para pedagang. Harganya terjangkau sehingga bisa dibeli oleh siapa saja. Karena harganya yang terbilang murah, tempat ini juga banyak di kunjungi oleh banyak masyarakat yang ingin menikmati suasana malamnya. (tom)

WISATA_Kampung Wologai Daya Tarik Wisata Budaya



Budaya
Kampung Wologai Daya Tarik Wisata Budaya

Mendengar kata wologai berarti kita pasti akan diingatkan akan sebuah kampung tradisional yang sampai saat ini diwariskan oleh masyarakat setempat. Kampung tradisional wologai memiliki dayak tersendiri karena masih tersimpan kekhasan arsisteknya dan menawarkan keindahan yang sangat mempesona. Karena sangat indah dan pesona kampung teradisional mengundang banyak wisata datang untuk melihat dan menikmatinya.

Letaknya tidak begitu jauh dari pusat kota Ende. Hanya dengan menempu sekita 35 Km maka kita akan tiba di kampung tradisional wologai. Kampung wologai terletak di kecamatan detusoko, sehingga untuk mendatanginya mudah saja. Apalagi infrastruktur jalan sudah dihotmiks sehingga mudah saja mengakses dan mengunjungi kampung tersebut. Untuk mendatangi kampung tersebut pengunjung dapat menggunakan jasa kendaraan dengan tarifnya sekitar Rp 20.000 dari kota Ende.

Menurut pengakuan Mosalaki Ria Bewa Wologai Bernadus Leo Wara kepada VN, Sabtu (15/3), banya wisatawan yang datang mengunjungi kampung tradisional wologai. Wisatawan yang datang ke kampung tersebut berasal dari wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal. Sehingga hampir setiap harinya para pengunjung datang melihatnya. " Apalagi kalau saat liburan tiba kampung tersebut banyak dikunjungi masyarakat dari sekitar kota ende sampai wisatawan manca negara," ujarnya.

Lanjut Bernadus yang juga menjadi gait tersebut, kampung tradisional tersebut memiliki nilai historis yang sangat tinggi. Selain nilai historis kampung tradisional sangat kaya akan nilai budaya yang kemudian dapat mahirkan pribadi-pribadi setiap masyarakat yang ada di dalamnya.

Masih direnofasi

Kampung tradisional wologai kini masih dalam tahap renofasi karena telah berumur. Menurut bernadus, untuk membangun kembali rumah-rumah adat di kampung wologai tidak gampang. Selain memakan biaya yang tidak sedikit, sebelum melakukan renofasi kampung adat tersebut harus didahului dengan upacara adat. Sehingga dalam membangun kampung adat tradisional harus penuh kehati-hatian.

Untuk merenofasi kembali kampung adat tersebut, pemerintah membantu mosalaki dengan memberikan bantuan sebanyak Rp 75 juta. Menurutnya, dengan uang sebanyak itu dirinya merasa masih sangat kurang. Sehingga pihaknya bersama masyarakat secara swadaya membangun kampung tradisional tersebut. " Kami membangun kembali kampung adat tersebut disuruh oleh nenek moyang, sehingga apapun hambatan kami harus lakukan. Kalau tidak bangun dan kami tidak bisa bangun maka kami akan sakit dan bisa meninggal dunia," ujarnya.

Konon, kampung tradisional tersebut melambangkan persatuan dan kesatuan masyarakat setempat, Sehingga perlu diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Menurutnya, dengan keberadaan budaya maka dapat merekatkan persatuan dan kesatuan. " Budaya inikan menjadi perekat persatuan dan kesatuan diantara masyarakat sehingga  yang kami bangun ini baru ini tidak mengurangi nilai sakralitasnya," ujarnya.

Korwil Prtai Nasdem NTT Jhonny G Plate dalam kunjungan ke kampung tradisional Wologai dalam diskusinya bersama mosalaki ria bewa mengatakan, keberadaan budaya dalam sebuah kehidupan dapat dijadikan sebagai perekat kehidupan masyarakat. Sehingga menurutnya, kampung tradisional harus mampu diwariskan secara turun temurun. " Dibutuhkan budaya supaya budaya dijadikan sebagai perekat kehidupan masyarakat. Masyarakat yang menjadi perekat dengan di fasilitasi oleh para mosalaki," ujarnya.

Menurutnya, mempertahankan dan mewariskan budaya sangat diperlukan karena mendatangkan nilai ekonomis bagi masyarakatnya. Karena dengan mempertahankan budaya nantinya banyak orang yang datang mengunjungi kampung tersebut." Fungsi ekonomi kita hidupkan, budaya dan nilainya juga kita jaga, karena budaya merupakan nilai akan membentuk kepribadian manusia yang ada didalamnya." ujarnya. (tom)

BUDAYA_Budaya Prosesi Kebangsaan Pertama Kali Di Indonesia

Budaya
Prosesi Kebangsaan Pertama Kali Di Indonesia

Banyak cara orang mewariskan nilai-nilai perjuangan bangsa bagi para generasi penerus bangsa. Bagi kebanyakan orang menanamkan nilai-nilai nasionalisme biasanya dengan mengunjungi situ-situs bersejarah. Dengan mengunjungi tempat bersejara tentu akan membuat generasi mudah tidak akan lupa dengan sejarah perrjuangan bangsa. Mereka akan selalu ingat bagaimana Founding Fathers memperjuangkan kemerdekaan bagi bangsaa Indonesia dari para penjajah.


Bung Karno dalam pernyataanya pernah mengungkapkan " Jangan pernah melupakan sejarah (Jas Merah). Ungkapan tersebut mengisyaratkan kepada para generasi penerus bangsa supaya jangan pernah melupakan sejarah. Sebagai sebuah isyarat yang penuh makna, maka tugas pemerintah harus memberikan pemahaman kepada generasi penerus bangsa supaya tentang nilai-nilai perjuangan bangsa. Oleh karena sebuah isyarat dan sebuah pesan yang harus dijalankan, maka pemerintah daerah Kabupaten Ende dibawah kepemimpinan Bupati Ende Ir. Marselinus Y W Petu dan Wakil Bupatinya Drs. Haji Djafar H Achmad, MM menggagas sebuah kegiatan yang diberi nama " Prosesi kebangsaan".

Prosesi kebangsaan yang mengusung tema " Situs Bung Karno Rumah Kita dari Ende untuk Indonesia" pertama kali di Indonesia dilaksanakan di Ende. Tujuan dilaksanakan prosesi kebangsaan sama yakni pemerintah ingin supaya generasi penerus bangsa tidak pernah lupa dengan sejarah perjuangan bangsa dan senantiasa selalu menghayati nilai-nilai pancasila dan pada akhirnya nanti dapat diwujud nyatakan dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena Ende sebagai sebuah daerah yang sangat terpencil dan sangat jauh dari keramaian dan akses ke pusat pemerintahan di jakarta (Kala masa kolonialisme Belanda) Bung Karno kemudian dibuang atau diasingkan di Ende. Tepat pada tanggal, 14 Januari 1934 Bung Karno yang kala itu gigih memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan dianggap sebagai tokoh pemberontak kala itu, akhirnya diabuang di Ende. Setibanya di Ende Bung Karno kemudian merenung dasar negara sebagai kekuatan utama untuk menopang kemerdekaan bangsa.

Setidaknya ada dua prosesi kebangsaan yang dilaksanakan yakni prosesi laut dan prosesi darat. Prosesi laut yakni prosesi mengenang saat pertama kali Bung Karno memasuki Kota Ende tepatnya di pelabuhan Ende saat pertama kali Bung Karno menginjakan kakinya pertama kali. Kedua yakni prosesi darat yang mengisahkan aktivitas dan pergerakan Bung Karno ketika berada di Kota Ende bersama masyarakat setempat kala itu.

Sekilas Jalannya Prosesi

Kegiata prosesi bermula dari rombongan prosesi yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Ende Drs. Haji Djafar H Achmad, MM berangkat dari Pulau Ende ke pelabuhan Ende tepat pada pukul 10.00 Wit. Tepat pada pukul 12.00 Wit, rombongan tiba di pelabuhan Ende. Sesampainya dipelabuhan rombongan yang membawa duplikat Pancasila tersebut diterima dengan saapan adat setenpat dan diiringi musik suling dan tarian. Di pelabuhan pula masyarakat dapat mengatahui penjelasan singkat keberadaan Bung Karno di pelabuhan Ende saat pertama kali menginjak kakinya.

Setelah diterima dengan sapaan adat dipelabuhan Ende, tepat pukul 13.30 Wit rombongan kemudian di arahkan melalui jalan Soekarno ke Markas POM Ende yang dulunya dijadikan Markas tentara belanda. Di markas POM masyarakat dapat mengetahui aktivitas Bung Karno kala itu.

selanjut rombongan diarahkan melalui jalan Mahoni menuju ke Situs Bung Karno melewati Jalan Perwira Ende tepat pada pukul 14.15 Wit. Sesampainya di Situs Bung Karno Rombongan diterima dengan tarian Orowoko dan dilanjutkan dengan sapaan adat setempat atau yang biasa disebut dengan bahasa daera setempat Nai Sao. Setelah itu acara kemudian dilanjutkan dengan membasu muka menggunakan air sumur yang dulunya Bung karno gunakan sebagai air untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Acara dilanjutkan dengan upacara adat Wau Sao dan diantar dengan tarian orowoko sampai dipertigaan jalan Pahlawan.

Tepat pada pukul 15.15 Rombongan diarahkan dari jalan pahlawan menuju jalan radio, dilajutkan ke jalan Sudirman dan jalan Irian Jaya menuju Gedung Imakulata. Di gedung Imakulata rombongan prosesi dapat menikmati pementasan tonil yang dulu dilakukan digagas oleh Bung Karno dan dipentaskan oleh para pemuda-pemuda kala itu untuk membangkit rasa nasionalisme masyarakat kabupaten Ende.

Setelah dari Gedung Imakulata, rombongan diarahkan menuju ke Makam Ibu Amsi tepat pada pukul 16.00 Wit. Setelah sampai dimakam ibu Amsi peserta rombongan dapat mengetahui keberadaan makam ibu Amsi tersebut. Dimakam ibu Amsi acara dilanjutkan dengan penyiraman makam dan penaburan bunga.

Tepat pada pukul 18.15 Wit, rombongan menuju Lapangan Pancasila disambut dengan tarian Neku Wenggu. Rombongan kemudian diterima oleh Bupati dan Wakil Bupati Ende, Forkompinda, Tamu-tamu terhormat, Kepala SKPD dan para Camat se Kabupaten Ende. Dilapangan pancasila rombongan dapat mendengar penjelasan singkat tentang Bung Karno dalam permenungan dibawah Pohon Sukun. Setelah itu acara dilanjutkan dengan ungkapan kebesaran Bung Karno dalam bahasa adat setempat tentang sila-sila pancasila dan penyalaan obor Pancasila yang dilanjutkan dengan pengucapan Pancasila yang diikuti oleh seluruh rombongan prosesi. Acara dilanjutkan dengan tarian gawi, tarian Naro bersama dan pemutaran film Bung Karno. Tepat pada pukul 24.00 dilanjutkan dengan renungan suci.

Event Tahunan

Untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan pada generasi penerus bangsa harus dilakukan secara terus menerus. Karena ditengah perkembangan global, para generasi penerus bangsa harus terus dingatkan supaya tidak pernah melupakan sejarah. Dengan tidak pernah melupakan sejarah para penerus generasi bangsa nantinya akan menjadikan sejara sebagai sebuah pembelajaran untuk menata masa depan bangsa yang lebih baik.

Oleh karena tugas semua pihak untuk senantiasa melestarikan sejarah bangsa, maka pemerintah kabupaten Ende berinisiatif menijadikan prosesi kebangsaan sebagai Event tahunan. Dengan prosesi yang dilaksanakan pada hari ini, Sabtu (31/5) diharapkan kepada generasi penerus bangsa senantiasa tidak pernah melupakan sejarah.

Para generasi penerus bangsa diharapkan dapat menghayati nilai-nilai pancasila yang menjadi dasar Negara Indonesia. Setelah menghayati semua nilai generasi penerus bangsa juga di harapkan mampu mengimplementasikan nilai-nilai pancasila kedalam kehidupan nyata agar senantiasa menjadi bangsa yang makmur dan tenntran yang dimulai dari Ende untuk Indonesia.(Tom)

WISATA_Jembatan Gantung Watu Mere Dengan Sejuta Pesona

Jembatan Gantung Watu Mere Dengan Sejuta Pesona
Victory News
Jembatan Gantung memang tidak akan menarik dipandang mata apabila letaknya tidak berada di tempat yang strategis. Namun menjadi menarik jika jembatan gantung terletak berada di tempat yang strategis. Menariknya lagi jika jembatan gantung tersebut dihiasi dengan arsitek yang menarik pula. Begitulah sedikit gambaran tentang keberadaan jembatan Gantung Watu Mere.
Jembatan Gantung Watu Mere terletak di Kelurahan Rewa Rangga Selatan, Kecamatan Ende Timur. Jembatan Gantung tersebut letaknya tidak terlalu jauh dari Kota Ende. Untuk menuju ke Jembatan Gantung Watu Mere sangat mudah karena jaraknya sangat dekat, hanya sekitar sembikan kilo meter ke arah timut Kota Ende. Jembatan Gantung Watu Mere juga terletak di Tepi Jalan Negara Ende-Sikka.Jika ingin ke Jembatan Gantung Watu Mere anda bisa menggunakan jasa ojek dengan tarif sekitar Rp. 5000, atau anda bisa juga menggunakan angkutan Kota (Angkot) dengan tarif sekitar Rp. 3000 saja.
Jembatan Gantung Watu Mere berfungsi sebagai jembatan penghubung antara kampung Roworeke dengan Kampung Watu mere. Saat ini Jembatan Gantung Watu Mere banyak dikunjungi warga Kota Ende. Mereka mendatangi jembatan tersebut untuk mengabadikan gambar dalam benruk foto. Ada juga yang datang mencuci pakayan atau mandi bersama keluarga di bantaran kali wolowona.

Menurut pengakuan Mikhael salah seorang petani yang setiap hari bekerja disawahnya mengatakan, hampir setiap hari orang datang di Jembatan Gantung Watu Mere. Mereka diantaranya warga Kota Ende dan para bule. " Jadi hampir setiap hari warga datang kesini bahkan bule-bule juga datang, ada yang datang pagi, siang bahkan ada juga yang datang sore ke jembatan ini," ujarnya.

Hampir semua warga yang Kota Ende datang ke Jembatan tersebut tambah Mikhael, untuk mengabadikan gambar berupa foto. Terutama para bule, lanjutnya, mereka mengambil gambar jembatan tersebut. " Mereka datang foto-foto katanya jembatan ini sangat indah sekali," ujarnya.

Selain hanya sekedar melakukan foto-foto, Jembatan tersebut sering digunakan sebagai tempat foto pra wedding. Para kekasih yang akan menikah lanjutnya, melangsungkan foto pra wedding di jembatan tersebut. " Ada juga orang melakukan foto pra wedding di jembatan ini. Mereka bilang jembatan ini sangat cocok untuk melakukan foto pra wedding," ujarnya.

Selain itu Kekhasan jembatan Gantung Watu Mere adalah kali wolowona. Saat ini kali Wolowona sering didatangi oleh warga Kota Ende. Mereka melakukan aktifitas seperti mencuci pakayan. Ada juga yang mandi bersama keluarganya. " Kami datang untuk mandi disini bersama keluarga, karena airnya sangat dingin," ujarnya Bella seorang warga Kota Ende.

Selain kali wolowona, keindahan juga datang dari bentangan sawa para petani Kampung Watu Mere. Karena kemarau berkepanjangan, sawah tersebut hanya diolah untuk menanam sayur-sayuran. Jika musim hujan tiba sawah bentangan sawah tersebut menjadi lebih indah karena padi yang menghijau. (tom)

WISATA_Eksotik Pantai Nangapanda dengan Batu Hijau

Eksotik Pantai Nangapanda dengan Batu Hijau

Eksptik pantai Nangapanda menawarkan pesona keindahan tersendiri. Ditengan pesona pantai dengan bentangan hampir satu kilo meter, pantai nangapanda dihiasi dengan batu hijau sehingga menawarkan pesonannya tersendiri.

Memang pantai angapanda saat ini belum dijamah oleh tangan-tangan jahil para investor. Selain memiliki bentangan pantai yang sangat luas kondisi pantai nangapanda sangat bersih. Sehingga banyak para pengunjung maupun warga loka bermadi laut di pantai nangapanda.

Saat ini pantai nangapanda banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara. Saat VN mengunjungi pantai tersebut pada, Jumad (29/8), banyak turis yang ingin mandi dan menikmati keindahan pantai Nangapanda. Mereka berasal dari Italia dan Spanyol.

Kepada VN salah seorang turis dari Spanyol yang diketahui bernama Mr. Jose melalui gaitnya mengatakan, sangat senang menikmati pantai nangapanda. Menurutnya, selain hempasan ombak yang sangat indah, dan kondisi pantai yang sangat bersih, pantai nangapanda menarik karena memiliki batu hijau. Batu hijao menurutnya, menambah keindahan pantai nangapanda. " Kami berhenti disini karena saya melihat bahwa pantai nangapanda ada batu hijau, dan itu baru saya temukan," ujarnya.

Selain bentangan pantau yang sangat luas, lanjut Jose pantai Nangapanda memiliki ciri khas tersendiri karena ombaknya. Ombak yang sangat kecil menurut Jose sangat cocok untuk bercengkrama didalam air. " Kalau kita mandi sangat cocok, karena lautnya masih bersih," ujarnya.

Untuk mengunjungi pantai tersebut sangat mudah, karena letaknya persis beradah di pinggir jalan negara Ende-Bajawa. Para pengunjung dapat menempuh sekitar 30 km arah barat Kota Ende yang merupakan Ibukota Kabupaten Ende. Para pengunjung dapat menggunakan jasa kendaraan bermotor atau menggunakn jasa rental mobil. Harganya murah, jika menggunakan angkutan umum, tarinya Rp. 10.000, namun jika menggunakan jasa ojek harganya Rp. 40.000. Jika menyewa mobil harganya tergantung nego antara pengunjung dengan pemilik kendaraan.

Selain itu para pengunjung harus membawa pebekalan yang secukupnya. Karena ditempat tersebut belum ada restoran atau warung yang menjajahkan makanan ataupun minuman. Namun jika ingin membeli makan atau minuman para pengunjung harus menempu lagi sekitar dua km ke arah barat yaitu tepat di ibu kota kecamatan nangapanda.

Belum Ada Perhatian

Saat ini pantai nangapanda memang belum disentu oleh pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Sekaliun belum tersentu oleh pembangunan pantai Nangapanda tetap menawarkan pesona keindahannya.

Kepada VN seorang gait yang berasal dari Labuan Bajo yang diketahui bernama Fredy mengatakan, pemerintah harus memperhatikan keindahan pantai nangapanda. Menurutnya, selain aksesnya mudah pantai nangapanda punya keunikan tersendiri karena memiliki pantau hijau yang tidak ada pada pantai lainya. " Pantai ini tidak ada duanya, dan tidak ada pantai lain yang memiliki batu hijau," ujarnya.

Oleh karena sangat indah dan memiliki ciri khas tersendiri lanjut Fredy pemerintah harus membangun fasilitas penunjang seperti lopo, tempat usaha lainya. Dengan demikian maka pemerintah dapat menarik parawisatawan supaya dapat menikmati keindahan pantai Nangapanda. " Kalau membangun lopo dan fasilitas penunjang saya kira sangat banya para wisatawan yang datang," ujarnya.


Benilai Ekonomis

Jika kita mengunjungi pantai Nangapanda, maka jangan heran ketika kita melihat warga berada disekitar pantai. Karena memang bantu hijau yang ada di pantai Nangapanda bernilai ekonomis.

Menurut pengakuan Muhammad Abu, batu hijau tersebut dapat digunakan untuk pembuatan batu polselin. Sehingga masyarakat disekitar pantai tersebut giat mengumpulkan batu hijau. " Jadi karena ada yang membeli maka kami kumpul batu itu," ujarnya.

Hampir semua warga masyarakat disekitar pantai tersebut terutama ibu-ibu tua mengumpulkan batu. Setelah dikumpulkan para pembeli datang untuk membeli batu hijau dan dikirim ke luar negeri.

Konon batu hikau yang ada di kecamatan nagapanda telah terkenal sampai diseluruh dunia. (tom)

WISATA_Air Terjun Aendere Pesona Alam Yang Terlupakan

Air Terjun Aendere Pesona Alam Yang Terlupakan

Victory News, Minggu (29/3/2015)

Air Terjun Aendere merupakan salah satu objek wisata alam yang dimiliki Kabupaten Ende. Pesona alamnya sangat indah dan keasrian alamnya masih tatap terjaga. Letaknya objek wisata Air Terjun Aendere tidak terlalu jauh dari Kota Ende sekitar 14 km ke arah timur Kota Ende tepatnya di Dusun Aebhoko, Desa Tomberabu Satu. Untuk ke objek wisata tersebut bisa menggunakan jasa ojek dan angkot yang tarifnya bisa dikomunikasikan. Jika ingin berkunjung ke objek wisata Air Terjun Aendere tersebut hanya ditempu dengan waktu sekitar 10-15 menit. Karena letaknya yang sangat dekat dengan Kota Ende, maka air terjun Aendere hampir setiap hari dikunjungi wisatawan.

Namun sayangnya air terjun Aendere seolah dilupakan oleh pemerintah Kabupaten Ende untuk dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata unggulan. Sejak terkenal dan mulai diekspose ke publik mulai tahun 2000an Air Terjun Aendere belum dijamah oleh pemerintah sedikitpun. Padahal banyak sekali wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang ingin berkunjung ke Air Terjun Aendere. " Jadi sejak air terjun ini pertama kali dikenal sekitar tahun 2000an, belum ada sentuhan dari pemerintah. Pemerintah tidak pernah perhatikan potensi wisata Air Terjun Aendere ini," ujar Mosalaki (Pemangku Adat) Tana Udhu Kodho Eko Koja Tanda Gabriel Poto kepada VN di Dusun Aebhoko, Desa Tomberabu Satu, Sabtu (21/3).

Dia mengharapkan pemerintah Kabupaten Ende supaya dapat memperhatikan potensi wisata Air Terjun Aendere yang saat ini sudah terkenal luas di kalangan masyarakat Kabupaten Ende. Sentuhan yang diharapkan lanjutnya Gabriel yakni pembukaan akses jalan masuk ke Destinasi Air Terjun Aindere, sebab saat ini masyarakat ata para pengunjung terpaksa berjalan kaki sekitar 1 Km, karena jalan masuk belum ada. " Kita minta supaya pemerintah buka jalan, kalau sekarang saja yang tidak ada jalan, objek ini sudah terkenal apalagi kalau sudah ada jalan, pasti lebih banyak yang datang," ujarnya.

Dia menambahkan, karena letaknya yang sangat dekat dengan Kota Ende, maka hampir setiap hari para pengunjung datang ke objek wisata Air Terjun Aendere tersebut. Menurutnya, objek wisata Air Terjun Aendere lebih banyak dikunjungi apabila pada hari libur dan hari minggu. " Kalau hari minggu atau hari libur banyak sekali yang datang ke sini. Tapi kalau hari biasa ada juga yang datang tapi tidak sebanyak hari libur dan hari minggu," ujarnya.

  Kepada VN salah seorang pemuda Kota Ende Bastian Rongga mengatakan, obyek wisata Air Terjun Aendere sangat indah dan pesonanya sangat menakjubkan. Menurutnya, obyek wisata Air Terjun Aendere sangat cocok digunakan sebagai tempat pemandian. Sebab air yang mengalir sepanjang Air Terjun Aendere sangat jernih dan dingin. " Kalau di Kota Ende cuacanya sangat panas, maka tempat yang pas untuk menawarkan kesegaran di obyek wisata Air Terjun Aendere, karena airnya sangat dingin, jadi sangat pas untuk menjadikan obyek wisata tersebut sebagai tempat pemandian warga," ujarnya.

Dia menambahkan, karena letaknya yang sangat dekat dengan Kota Ende, maka dirinya sering mendatangi obyek wisata Air Terjun Aendere. Bahkan ketika mengunjugi obyek wisata tersebut, dirinya selalu mengajak teman-teman barunya. Hal itu dilakukan untuk mempromosikan tempat wisata tersebut. " Jadi saya datang bawa dengan teman-teman baru, ya secara tidak langsung kita mempromosikan obyek wisata tersebut," ujarnya.

Oleh karena sangat indah dan pesonanya sangat menakjubkan, dia menghrapakna kepada pemerintah Kabupaten Ende untuk segera memperhatikan potensi wisata Air Terjun Aendere. Dengan perhatian dari pemerintah maka potensi wisata tersebut dapat diolah semaksimal mungkin untuk mendapatkan pendapatan. " Ya kalau misalkan akses jalan di buka saya yakin pasti pengunjung semakin banyak yang datang, setelah itu kita dapat memanfaatkan itu untuk mendapatkan keuntungan," ujarnya.

Jika ingin mendatangi obyek wisata Air Terjun Aendere sangat dianjurkan supaya para pengunjung membawa bekal. Karena di sekitar obyek wisata Air Terjun Aendere tidak ada kantin atau warung yang menjajakan makanan dan snak untuk para pengunjung. " Kalau mau berlama-lama di air terjun ini tolong bawa dengan bekal karena disini kios atau warung tidak ada. Kami hanya jual kelapa saja," ujar Bernadus warga Dusun Aebhoko, Desa Tomberabu Satu. (Tom)



Jumat, 27 Maret 2015

BERITA_3000 Remaja Di Ende Memilih Untuk Kawin Muda

3000 Remaja Di Ende Memilih Untuk Kawin Muda

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtra (BKBKS) Kabupaten Ende, sedikitnya ada sekitar 3.000 lebih orang remaja di Kabupaten Ende yang memilih untuk kawin mudah. Umumnya mereka yang memilih untuk kawin mudah berumur 15-19 tahun, padahal umur tersebut seharusnya mereka menyelesaikan pendidikan sampai SMA. Hal itu disampaikan oleh Kepala BKBKS Kabupaten Ende Yeremias Bore kepada VN diruang kerjannya, Kamis (12/3).

Dia mengatakan, masih banyak para remaja yang memilih untuk menikah mudah yang belum terdata. Sehingga masih banyak para remaja khususnya yang berada di desa dan kampung yang memilih menikah mudah. " Kalau di Kabupaten Ende sendiri ada sekitar 3.000 lebih orang remaja yang memilih untuk menikah mudah dan itu yang terdapat di kita. Namun masih banyak lagi para remaja yang memilih menikah mudah tapi belum didata secarai baik oleh kita khususnya mereka yang ada didesa dan kampung-kampung," ujarnya.

Dijelaskannya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi para remaja di Kabupaten Ende memilih untuk menikah mudah. Beberapa faktor tersebut diantarannya adalah pergaulan bebas. Menurutnya, pergaulan bebas terjadi ketika orang tua tidak melakukan pengawasan terhadap anak remajanya. Dengan kurangnya pengawasan para remaja terjebak dengan kebebasan yang mereka miliki. Selain itu faktor ketidakharmonisan rumah tangga sangat mempengaruhi para remaja untuk kawin mudah. " KDRT atau perceraian misalnya, itu sangat mempengaruhi psikologi anak untuk kemudian melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk itu keharmonisan sangat diperlukan dalam keluarga," ujarnya.

Selain itu lanjutnya, faktor budaya dan ekonomi menjadi pilihan utama bagi para remaja untuk menikah muda. Menurutnya, budaya masyarakat Kabupaten Ende yang selalu memprimadonakan anak laki-laki ketimbang anak perempuan. Akibatnya ketika yang lahir hanya anak perempuan maka pasangat tersebut pasti akan mencari anak laki-laki. Begitupun dengan faktor ekonomi, yang mengharuskan anak pasrah akan keadaan. " Dengan keadaan yang serba susah akan kemudian pasrah dengan keadaan. Begitupun dengan orang tua yang ingin akannya cepat nikah supaya tidak ada tanggungan. Jadi faktor ekonomi sangat mempengaruhi para remaja kawin dini," ujarnya.

Dia menambahkan, para remaja yang memilih untuk menikah mudah sangat beresiko keselamatan. Sebab dalam program dinas kesehatan seperti revolusi KIA menyebutkan bahwa remaja yang kawin diusia mudah sangat beresiko mulai dari proses kehamilan sampai dengan kelahiran. Karena akan berdampak pada kematian ibu dan anak, apalagi pola asupan gizi yang kurang. " Jadi para remaja ini kalau dalam revolusi KIA sangat beresiko karena ketika mereka hamil dan melahirkan akan berdampak kepada kematian ibu dan anak," ujarnya.

Untuk mengatasi persoalan tersebut tambah Yeremias, BKBK terus mensosialisasikan program generasi berencana (Genre) dengan pembentukan pusat informasi dan konseling (PIK). Menurutnya, jumlah PIK yang sudah terbentuk di Kabupaten Ende sebanyak 49 kelompok yang tersebar edi sekolah, remaja mesjid, perguruan tinggi, dan SMA. Dalam kelompok tersebut nantinya diajarkan bagaimana generasi memepersiapkan kehidupan yang lebih baik untuk masa depan hidupnya. " Jadi kita terus mensosialisasikan lewat pik soal bagaimana mempersiapkan kehidupan yang baik kedepannya kepada para remaja," ujarnya.

Tidak Serius

Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Ende Vinsensius Tani ketika dimintai komentarnya terkait dengan persoalan tersebut mengatakan, remaja sebanyak 3.000 orang lebih yang memilih untuk kwin mudah merupakan bukti ketidak seriusan pemerintah dalam menjaga generasi mudah. Dalam beberapa aspek seperti sosialisasi, peralatan, dan tingkat koordinasi antara pemerintah dan semua pihak untuk menjaga remaja lanjutnya, masih sangat lemah. " Kalau ada yang kawin muda itu bukti dari ketidak seriusan pemerintah dalam menjaga para remaja. Sehingga banyak remaja terjebak dalam kebebasan mereka sendiri," ujarnya.

Menurutnya, pemerintah Kabupaten Ende saat ini hanya memikirkan pembangunan fisik seperti pembangunan infrastruktur. Padahal pembangunan nonfisik seperti sosialisasi kepada generasi mudah soal generasi berencana tidak pernah dipikirkan oleh pemerintak. " Yang pemerintah dipikirkan oleh pemerintah itu hanya pembangunan fisik, sedangkan pembangunan nonfisik seperti sosialisasi kepada remaja tidak perbah dipikirkan," ujarnya.

Dia menambahkan, para remaja merupakan generasi penerus bangsa yang harus dijaga keberadaannya. Sehingga sosialisasi melalui pic harus terus dilakukan mengingat banyak tawaran yang masuk diera keterbukaan seperti saat ini. Menurutnya, kedepan alokasi anggaran harus berpihakan kepada penyelamatan para remaja. Dengan begitu para remaja yang menikah mudah dapat ditekan. (tom)

BERITA_Ende Utara Layak Jadi Ibukota

Ende Utara Layak Jadi Ibukota

SELAMA ini masyarakat di Pulau Flores dan Lembata hanya melihat Kabupaten Ende hanya sebatas Kota Ende yang dipersepsikan sempit. Padahal, Ende bagian Utara merupakan wilayah yang representatif dan siap menjadi ibukota Provinsi Flores.
Penegasan itu dikemukakan Wakil Bupati Ende H Djafar H Achmad, Senin (23/3). Menurut Djafar, di bagian utara Kabupaten Ende ada begitu banyak potensi yang bisa diandalkan sebagai ibukota Provinsi Flores. “Di sana airnya tidak sulit. Ketersediaan airnya cukup karena di sana ada Bendungan Mautenda yang selama ini mengairi sawah warga,” katanya.
Dia menambahkan, dari sisi ketersediaan listrik, Kabupaten Ende bagian utara juga memiliki pasokan listrik yang cukup. Saat ini, bagian utara Kabupaten Ende sedang dibagun PLTU Ropa. PLTU Ropa saat ini tengah dilakukan uji coba mesin pembangkit listriknya.
Dia mengharapkan, agar tim kajian independen dari perguruan tinggi yang ditunjuk dapat menjalankan tugasnya secara baik. Oleh karenannya, tim kajian harus secara jernih melihat potensi yang dimiliki Kabupaten Ende. Untuk mempersiapkan Ende sebagai salah satu calon ibu kota Provinsi Flores, pemerintah segera melakukan koordinasi lintas sektor supaya ketika dilakukan kajian, Ende sudah siap memberikan data dan masukan.
Jika Ende sebagai pusat pemerintahan, kata Djafar, maka Labuan Bajo dikembangkan sebagai pusat pariwisata. Maumere jadi pusat perdagangan karena memiliki pelabuhan yang mumpuni atau Mbay sebagai pusat industri karena dataran dan tanah masih luas.
“Ende sudah siap untuk menjadi ibukota Provinsi Flores. Kami juga sudah siapkan data dan bahan yang akan dipakai oleh tim kajian dalam melakukan kajiannya,” kata Djafar.  Ketua Koordinator Luar Negeri (Korlu) P4KF Frans Mado yang saat ini bermukim di Pert, Australia mengatakan, untuk menghindari perdebatan soal penentuan ibu kota Provinsi Flores, maka P4KF menyerahkan sepenuhnya penentuan tempat tersebut kepada tim kajian.
P4KF dalam kongres kedua di Mbay beberapa waktu lalu telah mengajukan lima kota yang menjadi kandidat ibukota Provinsi Flores. Lima kota tersebut yakni Kota Ende, Labuan Bajo, Borong, Mbay, dan Maumere. (tom/R-2)