Jumat, 15 Januari 2016

Cerita_Bela Duren Di Lereng Bukit Kulonprogo



Bela Duren Di Lereng Bukit Kulonprogo

Oleh: Tommy M Nulangi

Kamis, (14/1/2016) saat terbangun dari tidur, saya melihat jam di handphone dan waktu menunjukan pukul 11.30 Wib. Setelah melihat jam, saya sempatkan membaca semua pesan yang masuk  di handphone. Saya membaca semua pesan baik di WA, BBM, Line, dan SMS. Yang menarik ketika saya membaca pesan di grup WA KB PEP-A 2015, ternyata di grup itu teman-teman membicarakan rencana untuk pergi ketempat mas Eko di Kulonprogo. Pembicaraan ini berawal dari teman saya Bung Anom namanya menshare pesan yang disampaikan mas eko ke grup WA kami. Seketika setelah mas Anom shere, teman-teman langsung meresponnya dengan baik.

Memang agenda jalan-jalan ketempat Mas Eko sudah direncanakan jauh sebelumnya. Hanya saja selama ini kami disibukan dengan perkuliahan dan tugas yang minta ampun banyak. Hampir sebulan lebih kami bergulat dengan tugas sehingga otak ini butuh refresing. Kebetulan hari rabu (13/1/2015) kami selesai UAS sehingga teman-teman merencanakan agenda liburan bersama sebelum mereka pulang kampungnya masing-masing. Akhirnya setelah menyimak pembicaraan di grup WA kami sepakat untuk jalan ketempat mas Eko hari itu juga.

Kamipun sepakat supaya berkumpul di depan Kampus UNY tepat pukul 14.00 Wib. Tepat pukul 14.00 Wib saya bergegas ke kampus dan mendapati tiga teman saya yang lebih dahulu menunggu. Mereka adalah Bung Danny, Mba Nissa, dan Mba Icoz. Lama menunggu akhirnya Bung Anom, Bung Bangun, Mba Wenny, Mba Icha, Mba Rita, Mba Ve datang. Namun Mba Unny mengatakan dirinya kemudian menyusul karena harus temani keluargannya yang akan melakukan operasi di rumah sakit. Sedangkan Mas Eko menunggu kami di Godean.

Sekiar pukul 15.30 Wib kami sepakat untuk jalan. Kamipun bergegas ke tempat Mas Eko. Sampai di Godean Mas Eko yang sudah lama menunggu langsung menujukan jalan bagi kami. Dalam perjalanan kami disuguhkan dengan pemandangan yang indah. Pemandangan alam yang sangat asri yang tidak ada duannya. Pemandangan yang indah itu seakan membayar semua kepenatan yang kami alami karena aktifitas perkuliahan. Sajian deretan persawahan dan perbukitan menjadikan perjalanan kami semakin berkesan. 

Di daerah persawahan ini kami istirahat karena ada teman-teman melakukan sholat. Saya dengan teman-teman lain mengabadikan pemandangan itu. Kami berfoto ria. Pada saat itu juga Mba Unny datang. Dia datang sendirian. Mba Unny asli Jogjakarta. Jadi hampir semua daerah disekitar jogja dia tau. Dia adalah sosok cewe yang sangat tangguh dan pemberani. 

****
Setelah melakukan solat, kami melanjutkan perjalanan kami. Jalan berkelok dan menanjak diantara perbukitan Kulonprogo seakan menguji adrenalin bagi siapa saja pengendara yang melewatinya. Memang jalannya menanjak sekali, tapi kalau dibanding dengan kampung saya di Malaara, Ende, Flores, NTT belum ada apa-apa. Disana selain menanjak dan curam, jalan bagaikan kubangan, batu lepas dan masih banyak lagi masalah jalan yang dapat ditemui disana. Meskipun demikian, ternyata teman-teman saya semuanya pemberani. Tidak ada yang takut. Bahkan ada beberapa teman cewek yang dengan santai mengendarai speda motor di tanjakan itu dengan santai. Dalam hati saya mengatakan, sungguh mereka adalah wanita-wanita tangguh. 

Sekitar sejam dalam perjalanan, kamipun tiba dipuncak bukit Kulonprogo. Kami parkir motor disebuah rumah diatas bukit itu karena kami harus berjalan kaki, turun lagi di sebelah bukit tersebut menuju ke rumah Mas Eko. Dalam hati saya berguman, kalau mau bandingkan di kampung saya turun dari Oja ke Malaara, di kulonprogo belum apa-apanya bro. Disana turunnya masih lebih bro.
Untuk menghilangkan rasa cape, kamipun mengabadikan gambar. Biasanya pada sesi ini teman-teman sangat semangat. Karena teman-teman tentu mengeluarkan ekspresi gaya yang dimiliki agar terlihat indah digambar. Biasannya saya menjadi korban kalau pada sesi ini. Korban karena saya tidak ada dalam foto, maklum saya yang pegang kamera. Namun perjalanan kali ini saya tdak mau ketinggalan dalam jepretan kamera. Karena saya berpikir ini adalah kebersamaan yang tidak ada duannya.

Sekitar satu kilo meter lebih kami turun dari bukit itu. Menyusuri lereng bukit Kulonprogo itu. Bukit itu terjal sekali, sehingga kami harus berhati-hati. Dengan kehati-hatian itu, akhirnya kami mendapati rumah Mas Eko. Rumahnya besar sekali. Rumah itu seperti ada dalam film-film tanah air. Rumah itu berdiri kokoh sendiri, dan tidak ada rumah lain disekitar yang mengapitinnya.
Kamipun segera disambut oleh ayah dan ibu serta adiknya Mas Eko. Mereka ramah dan baik sekali. Setelah bersalaman kami duduk dirumah itu sebentar. Kemudian kami keluar dan tidak lupa mengabadikan foto didepan rumah Mas Eko. 

Tidak lama berselang kami disuguhkan dengan minuman teh. Kamipun minum tehnya dan tidak lupa melakukan foto-foto. Kali ini yang menjadi juru kamerannya adalah Mba Unny. Dia cantik sekali. Senyumnya juga manis. Mba Unny orangnya cekatan, lincah, ceria, dan suka blak-blakan. Dia biasannya malu-malu tapi mau. Tapi jangan salah dia juga suka marah-marah. 

Setelah minum teh, kami makan duren. Makan duren adalah tujuan utama kami datang kerumah Mas Eko. Satu persatu duren yang ada dibelah. Saya memang tidak tau cara membela duren, sehingga hanya menjadi penonton. Dengan sigap Bung Danny menjadi orang pertama yang membela duren. Buah berikutnya Mba Icha dan Mas Eko yang membelanya. Setelah durennya dibela kamipun makan. Ternyata duren Kuloprogo enak sekali. Dagingnya tebal dan biji dalamnya kecil. Sekitar lima buah duren yang kami habiskan saat itu.

***
Hari mulai gelap, jam menunjukan pukul 18.00. Kamipun masuk kemali kedalam rumah. Sebagian teman saya melakukan sholat magrib. Selesai solat kami kemudian pamit pulang kepada Ayah, Ibu dan Adik Mas Eko. Kali ini kami harus mendaki lagi jalan tadi. Walaupun malam gelap dan berbekal senter serta semangat kebersamaan akhirnya kami mencapai kembali puncak bukit kuloprogo itu.

Keringat mengalir bagaikan air. Kami terpaksa beristirahat sebentar diatas puncak bukit tersebut. Bersamaan dengan itu, diatas puncak angin seolah-olah tahu apa keinginan kami. Dia berhembus sepoi-sepoi seolah menghapus setiap tetesan keringat ditubuh. Keringatpun mulai mongering. Kami kemudian star motor dan pulang. Tiba di Godean kami makan Bakso bersama disalah satu warung. Hampir setengah jam kamipun melanjutkan perjalanan pulang kerumah dan ke kos kami masing-masing dengan selamat...

Semoga kekompakan ini tetap kita jaga teman-teman. Semoga kedepan kita bias agendakan lagi. Selamat berlibur teman-teman…

Jogjakarta, Kamis 14 Januari 2015

Tommy M Nulangi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar