Minggu, 29 Maret 2015

BUDAYA_Budaya Prosesi Kebangsaan Pertama Kali Di Indonesia

Budaya
Prosesi Kebangsaan Pertama Kali Di Indonesia

Banyak cara orang mewariskan nilai-nilai perjuangan bangsa bagi para generasi penerus bangsa. Bagi kebanyakan orang menanamkan nilai-nilai nasionalisme biasanya dengan mengunjungi situ-situs bersejarah. Dengan mengunjungi tempat bersejara tentu akan membuat generasi mudah tidak akan lupa dengan sejarah perrjuangan bangsa. Mereka akan selalu ingat bagaimana Founding Fathers memperjuangkan kemerdekaan bagi bangsaa Indonesia dari para penjajah.


Bung Karno dalam pernyataanya pernah mengungkapkan " Jangan pernah melupakan sejarah (Jas Merah). Ungkapan tersebut mengisyaratkan kepada para generasi penerus bangsa supaya jangan pernah melupakan sejarah. Sebagai sebuah isyarat yang penuh makna, maka tugas pemerintah harus memberikan pemahaman kepada generasi penerus bangsa supaya tentang nilai-nilai perjuangan bangsa. Oleh karena sebuah isyarat dan sebuah pesan yang harus dijalankan, maka pemerintah daerah Kabupaten Ende dibawah kepemimpinan Bupati Ende Ir. Marselinus Y W Petu dan Wakil Bupatinya Drs. Haji Djafar H Achmad, MM menggagas sebuah kegiatan yang diberi nama " Prosesi kebangsaan".

Prosesi kebangsaan yang mengusung tema " Situs Bung Karno Rumah Kita dari Ende untuk Indonesia" pertama kali di Indonesia dilaksanakan di Ende. Tujuan dilaksanakan prosesi kebangsaan sama yakni pemerintah ingin supaya generasi penerus bangsa tidak pernah lupa dengan sejarah perjuangan bangsa dan senantiasa selalu menghayati nilai-nilai pancasila dan pada akhirnya nanti dapat diwujud nyatakan dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena Ende sebagai sebuah daerah yang sangat terpencil dan sangat jauh dari keramaian dan akses ke pusat pemerintahan di jakarta (Kala masa kolonialisme Belanda) Bung Karno kemudian dibuang atau diasingkan di Ende. Tepat pada tanggal, 14 Januari 1934 Bung Karno yang kala itu gigih memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan dianggap sebagai tokoh pemberontak kala itu, akhirnya diabuang di Ende. Setibanya di Ende Bung Karno kemudian merenung dasar negara sebagai kekuatan utama untuk menopang kemerdekaan bangsa.

Setidaknya ada dua prosesi kebangsaan yang dilaksanakan yakni prosesi laut dan prosesi darat. Prosesi laut yakni prosesi mengenang saat pertama kali Bung Karno memasuki Kota Ende tepatnya di pelabuhan Ende saat pertama kali Bung Karno menginjakan kakinya pertama kali. Kedua yakni prosesi darat yang mengisahkan aktivitas dan pergerakan Bung Karno ketika berada di Kota Ende bersama masyarakat setempat kala itu.

Sekilas Jalannya Prosesi

Kegiata prosesi bermula dari rombongan prosesi yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Ende Drs. Haji Djafar H Achmad, MM berangkat dari Pulau Ende ke pelabuhan Ende tepat pada pukul 10.00 Wit. Tepat pada pukul 12.00 Wit, rombongan tiba di pelabuhan Ende. Sesampainya dipelabuhan rombongan yang membawa duplikat Pancasila tersebut diterima dengan saapan adat setenpat dan diiringi musik suling dan tarian. Di pelabuhan pula masyarakat dapat mengatahui penjelasan singkat keberadaan Bung Karno di pelabuhan Ende saat pertama kali menginjak kakinya.

Setelah diterima dengan sapaan adat dipelabuhan Ende, tepat pukul 13.30 Wit rombongan kemudian di arahkan melalui jalan Soekarno ke Markas POM Ende yang dulunya dijadikan Markas tentara belanda. Di markas POM masyarakat dapat mengetahui aktivitas Bung Karno kala itu.

selanjut rombongan diarahkan melalui jalan Mahoni menuju ke Situs Bung Karno melewati Jalan Perwira Ende tepat pada pukul 14.15 Wit. Sesampainya di Situs Bung Karno Rombongan diterima dengan tarian Orowoko dan dilanjutkan dengan sapaan adat setempat atau yang biasa disebut dengan bahasa daera setempat Nai Sao. Setelah itu acara kemudian dilanjutkan dengan membasu muka menggunakan air sumur yang dulunya Bung karno gunakan sebagai air untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Acara dilanjutkan dengan upacara adat Wau Sao dan diantar dengan tarian orowoko sampai dipertigaan jalan Pahlawan.

Tepat pada pukul 15.15 Rombongan diarahkan dari jalan pahlawan menuju jalan radio, dilajutkan ke jalan Sudirman dan jalan Irian Jaya menuju Gedung Imakulata. Di gedung Imakulata rombongan prosesi dapat menikmati pementasan tonil yang dulu dilakukan digagas oleh Bung Karno dan dipentaskan oleh para pemuda-pemuda kala itu untuk membangkit rasa nasionalisme masyarakat kabupaten Ende.

Setelah dari Gedung Imakulata, rombongan diarahkan menuju ke Makam Ibu Amsi tepat pada pukul 16.00 Wit. Setelah sampai dimakam ibu Amsi peserta rombongan dapat mengetahui keberadaan makam ibu Amsi tersebut. Dimakam ibu Amsi acara dilanjutkan dengan penyiraman makam dan penaburan bunga.

Tepat pada pukul 18.15 Wit, rombongan menuju Lapangan Pancasila disambut dengan tarian Neku Wenggu. Rombongan kemudian diterima oleh Bupati dan Wakil Bupati Ende, Forkompinda, Tamu-tamu terhormat, Kepala SKPD dan para Camat se Kabupaten Ende. Dilapangan pancasila rombongan dapat mendengar penjelasan singkat tentang Bung Karno dalam permenungan dibawah Pohon Sukun. Setelah itu acara dilanjutkan dengan ungkapan kebesaran Bung Karno dalam bahasa adat setempat tentang sila-sila pancasila dan penyalaan obor Pancasila yang dilanjutkan dengan pengucapan Pancasila yang diikuti oleh seluruh rombongan prosesi. Acara dilanjutkan dengan tarian gawi, tarian Naro bersama dan pemutaran film Bung Karno. Tepat pada pukul 24.00 dilanjutkan dengan renungan suci.

Event Tahunan

Untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan pada generasi penerus bangsa harus dilakukan secara terus menerus. Karena ditengah perkembangan global, para generasi penerus bangsa harus terus dingatkan supaya tidak pernah melupakan sejarah. Dengan tidak pernah melupakan sejarah para penerus generasi bangsa nantinya akan menjadikan sejara sebagai sebuah pembelajaran untuk menata masa depan bangsa yang lebih baik.

Oleh karena tugas semua pihak untuk senantiasa melestarikan sejarah bangsa, maka pemerintah kabupaten Ende berinisiatif menijadikan prosesi kebangsaan sebagai Event tahunan. Dengan prosesi yang dilaksanakan pada hari ini, Sabtu (31/5) diharapkan kepada generasi penerus bangsa senantiasa tidak pernah melupakan sejarah.

Para generasi penerus bangsa diharapkan dapat menghayati nilai-nilai pancasila yang menjadi dasar Negara Indonesia. Setelah menghayati semua nilai generasi penerus bangsa juga di harapkan mampu mengimplementasikan nilai-nilai pancasila kedalam kehidupan nyata agar senantiasa menjadi bangsa yang makmur dan tenntran yang dimulai dari Ende untuk Indonesia.(Tom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar