Selasa, 21 April 2015

PROFIL_Kapolres Yang Senantiasa Bersama Masyarakat


Kapolres Yang Senantiasa Bersama Masyarakat


Sebagai seorang pemimpin, biasanya orang tidak pernah ingin terlibat langsung dengan masyarakat yang dipimpinnya. Mereka sering menampilkan suatu sikap dimana melihat pemimpin itu sebagai seorang penguasa. Sehingga dalam implementasinya seringkali mereka lebih merasa nyaman kalau mereka tidak bersama masyarakat. Ada juga pemimpin yang malu bersama dengan. Seorang pemimpin yang menerjemahkan pemimpin sebagai penguasa, sehingga apabila ada suatu persoalan yang terjadi maka cara-cara penyelesaian bukan menggunakan pendekatan tapi dengan cara kekerasan. Namun tidak bagi Kapolres Ende AKBP Musni Arifin.

Bagi Kapolres Musni, pemimpin apapun bentuk dan kondisinya harus bersama dengan masyarakat. Bersama masyarakat tidak sekedar jika masyarakat membutuhkan bantuan berupa keamanan, namun bersama masyarakat harus didasarkan atas kemauan pribadi dengan menanggalkan semua atribut yang selama ini telah disematkan. " Jadi bagi saya sebagai kapolres itu bukan sesuatu hal yang luar biasa, sehingga sayapun tidak segan-segan bersama dengan masyarakat baik dibutuhkan maupun tidak dibutuhkan," ujarnya.

Sama halnya dengan pekerjaan yang selama ini dia jalani. Sebagai seorang kapolres yang mempunyai tugas dan tanggung jawab besar dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, dia selalu turun ke jalan bersama anggotanya. Menurutnya, jika dalam situasi apapun yang membutuhkan kehadiran kepolisian maka kepolisian pasti hadir bersama dengan masyarakat. Sebab ketika polisi telah bersama masyarakat otomatis bahwa rasa aman bagi masyarakat pasti akan selalu tercipta selama polisi berada di tempat. Jika polisi tidak berada di tempat saat masyarakat membutuhkan maka persoalan yang terjadi di depaspn mata akan membiasa dan menjadi persoalan besar.

Menurut pria yang memanatkan pendidikan dari SD sampai dengan SMA di boyolali ini, baginya Kabupaten Ende merupaka wilayah yang cukup strategis dimana Ende merupakan Kota sejarah, Kota Pendidikan serta Kota Pariwisata. Karena menjadi Kota sejarah, pendidikan dan pariwisata, dinamika perkembangan di kabupaten Ebde meningkat baik dari aspek ekonomi, sosial, budaya serta adat istiadatnya. Heterogenitas yang luar biasa yang ditampilkan kabupaten Ende menurutnya, merupakan sebuah potensi yang harus dikelolah dengan baik dimana perkembangan tersebut mulai dari tradisional ke modern.

Dengan hetrogenitas dan perkembangan yang luar biasa terasa, bagi pria yang sempat kulia di universitas Mataram selama dua tahun bamun keluar dan masuk Akpol Tahun 1991 ini menututnya, selalu ada permasalahan serta gesekan baik dari aspek perkembangan maupun pengembangan sehingga berpengaruh pada situasi kamtibmas. " Jadi memang banyak terjadi permasalahan misalnya kasus pencurian, kasus pemerkosaan, KDRT, perkelahian, miras, kemudian kasus kenakalan nterjadi karena merupakan biasan dari perkembangan tersebut," ujarnya.

Perkembangan tersebut lanjutnya, juga dapat berpengaruh pada gaya hidup masrakat dimana akses informasi yang mudah didapat. Tidak jarang kita temukan anak-anak sudah mulai mengakses gambar bahkan video porno. Kemudian juga pengaruh narkoba sebagai bantuk kepuasan diri, aspek transportasi yang cukup mudah sehingga dapat memberikan kontribusi permasalahan terjadi seiring dengan perubahan gaya hidup tersebut.

Dalam menjakankan tugas, Kapolres Musni yang juga merupakan Kepala Biro Operasi dan Kepala Biro SDM Polda NTT tahun 2008 selalu menggunakan tiga metode. Metode pertama yakni metode preentif (penanggulangan), deteksi dan himbauan. Menurutnya, metode preentif dilakukan jika telah terjadi permasalahan maka dilakukan penanggulangan sehingga masalah tersebut dapat terselesaikan. Kemudian metode detektif dimana pihaknya harus lebih dulu mendeteksi titik-titik kerawanan tarjadinya suatu permasalahan dan melakukan pencegahan. Kemudian melakukan himbauan kepada segenap masyarakat agar menjaga ketertiban bersama.

Tidak Tolerir

Saat ini bangsa indonesia menyatakan gawat terhadap praktif Korupsi dan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Bagi lulusan Akademi kepolisian (Akpol) tahun 1994, kedua kasus tersebut jika masuk kasus tersebut masuk ke kepolisian maka pihaknya tidak tolerir. Hal ini menurutnya, praktik korupsi sangat menganggu tatanan pembangunan bangsa. Dia mencontohkan, jika ada pembangunan fisik yang ada indikasi kerugian gnegara pihaknya tidak segan-segan melakukan pulbaket. Supaya dapat mengetahui berapa kerugian yang disebabkan tersebut dan segera melakukan proses hukum. Begitupun dengan proyek pengadaan, jika terjadi penyimpangan maka kepolisian segera melakukan penyelidikan berupa pulbaket. " Jadi apapun bentuk korupsinya, baik itu besar atau kecil nilai kerugiannya kita harus tegas," ujarnya.

Kemudian kekerasan seksual terhadap anak memang menurutnya, menjadi perhatian serius kepolisian resor Ende. Jika terjadi kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan pihaknya tidak segan-segan melakukan proses hukum. Tercatat kasus kekerasan seksual yang selama ini ditangan oleh Polres, sebanyak 14 kasus telah dilimpahkan kepada kejaksaan negeri Ende. " Artinya kita tidak main-main dengan kasus kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan," ujarnya.

Baginya, kasus kekerasan seksual terhadap anak merupakan kasus kejahatan yang luar biasa. Dimana kasus tersebut akan selalu diingat oleh korban yang kebanyakann merupakan anak-anak. Kasus semacam itu menurutnya, dapat menghambat masa depan korban sehingga hukuman yang diberikan sesuai dengan amanat undang-undang.

Namun dia menyayangkan tindakan yang dilakukan orang tua jika terjadi kasus demikian dimana para orang tua biasanya permasalahaanya diselesaikan secara kekeluargaan. Menurutnya, penyelesaian semacam ini tidak akan membawa perubahan dalam menekan kasus kekerasan terhadap seksual terhadap anak dan perempuan. Sehingga tidak memberikan efek jera terhadap para pelaku kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan.

Pada umumnya, yang menjadi pelaku dari kasus kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan merupakan keluarga dekat dari korban. Ada yang berstatus bapak kandung, kakak sepupu, paman, dan orang-orang yang ada di sekitar korban. Biasanya dengan iming-iming dan tipu muslihat. " Oleh karenanya peran orang tua harus ada pengawasan dari orang tua," ujarnya.

Untuk menekan angka kasus kekerasan seksual anak dan perempuan Lanjut Mantal Waka Polres Kulon Progo mengatakan, pihaknya melakukan sosialisasi kepada anak-anak disekolah. " Jadi untuk menekan angka kekerasan seksual tersebut, kami bersama dengan polwan kami terus melakukan sosialisasi dimana dengan sosialisasi pemahaman anak khususnya anak usia remaja dapat mengerti," ujarnya.

Kepuasan Hati

Menurutnya lulusan sekolah staf dan pemimpin polri (Sespim) tahun 2008 ini, selama ini melaksanakan tugas dirinya tidak pernah mengharapkan penghargaan apapun dari masyarakat. Yang paling penting lanjutnya, dalam menjalankan tugas masyarakat puas dengan apa yang dilakukan oleh kepolisian. Ketika masyarakat merasa puas dengan pelayanan keamanan maka akan itu merupakan bentuk penghargaan tersendiri bagi kepolisian. " Bagi saya, saya tidak pernah butuh penghargaan dari siapapun. Yang penting bagi saya adalah masyarakat puas dengan pelayanan saya," ujarnya.

Menututnya, dalam melaksanakan kerja pihaknya melaksanakan tidak atas dasar tekanan dari kelompok masyarakat tertentu, namun atas dasar amanat undang-undang. Sehingga untuk memproses sebuah kasus pihaknya tidak pernah gegabah untuk menetapkan seseorang sebagai tersangka. " Sehingga kita tidak memulai pekerjaan dengan tekanan tapi berdasarkan undang-undang," ujarnya. (tom)

Nama : AKBP Musni Arifin
Jabatan: Kapolres Ende
TTL : Boyolali, 26 Juli 1970
Istri: Rina Mutiara
Anak 1) Salsabila
        2) Zaki Aria Sutu Alexsandria
Menampilkan kapolres ende.jpg


Tidak ada komentar:

Posting Komentar