Kasus Gizi Buruk Di Kabupaten Ende Menurun
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes)
Kabupaten Ende jumlah kasus bayi dengan status gizi buruk pada tahun
2014 sebanyak 139 kasus. Dimana jumlah kasus gizi buruk yang menimpa
balita di Kabupaten Ende mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013
dengan jumlah kasusnya sebanyak 149 kasus. " Jadi memang jumlah kasus
mengalami penurunan ditahun 2014 kalau kita bandingkan dengan tahun
2013," ujar Kapala Bidang Pelayanan Kesehatan (Kabid Pelkes) Dinas
Kesehatan Kabupaten Ende Saja Fransiska kepada VN diruang kerjannya,
Selasa (6/1).
Dijelaskannya, untuk tahun 2014 ada satu kasus bayi gizi buruk yang
meninggal dunia karena tidak dapat tertolong. Angka tersebut lanjutnya,
menurun jika dibandingkan dengan tahun 2013. Dimana pada tahun 2013
jumlah bayi gizi buruk yang meninggal sebanyak 4 orang. " Kalau bayi
yang meninggal karena gizi buruk hanya satu di tahun 2014 ini, itupun
bayi tersebut baru datang dari kalimantan dan menetap disini baru satu
bulan. Kalau bayi asli di Kabupaten Ende tahun ini tidak ada yang
meninggal karena tertolong oleh petugas," jelasnnya.
Dia mengatakan, kebanyakan kasus balita gizi buruk ditemukan di keluarga
yang berpenghasilan rendah. Sehingga secara ekonomi keluarga tersebut
tidak dapat membiayai kebutuhan asupan makanan untuk bayinya. Dari
pendapatan yang rendah dalam sebuah keluarga lanjutnya, akan
mempengaruhi pola asup makanan bagi bayi. " Sehingga dalam memberikan
asupan makan bagi bayi tidak memperhatikan kesehatan dalam keluarga,"
jelasnya.
Dijelaskannya, ada tiga indikator yang menunjukan bayi tersebut
mengalami gizi buruk. Ketiga indikator tersebut yakni berat badan
dibandikan umur, kemudian tinggi badan dibandingkan umur serta berat
badan dibandingkan tinggi badan.
Dia menambahkan, untuk mengatasi persoalan gizi buruk di Kabupaten Ende
pihaknya telah melakukan penyuluhan kepada masyarakat. Penyuluhan
tersebut bertujuan supaya masyarakat khususnya keluarga yang memiliki
bayi dengan status gizi buruk dapat memahami pentingnya asupan makanan
kepada bayi. Selain sosialisasi pihaknya juga memberikan PNT pemulihan
dengan memberikan makanan kepada bayi gizi buruk. " Jadi ketika
ditemukan kasu maka kita langsung melakukan intervensi dengan melakukan
PNT penyuluhan dan PNT pemulihan," jelasnnya.
Dia mengatakan, proses pemulihan atau penyembuhan terhadap kasus gizi
buruk di kabupaten Ende membutuhkan waktu yang lama. " Memang harus
diakui bahwa penyembuhan bayi dengan status gizi buruk sangat lama, dia
membutuhkan waktu yang sangat lama," ujarnya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Ende Rokus Daton mengatakan,
keterbatasan dana menjadi kendala utama dalam menyelamatkan kasus gizi
buruk di Kabupaten Ende. Sehingga jika keberpihakan alokasi anggaran
terhadap bisang kesehatan menjadi sangat penting. (tom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar